Senin, 17 Juni 2013

PARAGRAF DALAM PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH



PARAGRAF DALAM PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
Moh. Badrih, S.Pd., M.Pd.

Paragraf dalam penulisan karya ilmiah memiliki ciri hampir sama dengan paragraf pada umumnya. Yang membedakan adalah keketatan dalam pengembangan gagasan dan penyusunan kalimatnya. Gagasan dalam paragraph keilmuan dituntut pengembangannya secara utuh, dan lengkap. Kalimat-kalimat dalam paragraph keilmuan dituntut penyusunannya secara runtut atau memiliki kohesi dan koherensi.
Berikut ini dicontohkan paragraf keilmuan, yakni: (1) kesatuan; keutuhan, (2) kebertalian, (koheren), dan (3) kecukupan isi/kelengkapan gagasan.

Ciri Paragraf Penulisan Karya Tulis Ilmiah
1)      Kesatuan Gagasan
Paragraf dinyatakan memiliki kesatuan gagasan apabila seluruh uraian atau detil pengembangannya, seluruh detil penunjang tidak boleh menyimpang dari gagasan utama. Perhatikan controh berikut.

(1) Sebuah Penelitian mengandung tiga unsure pokok, yakni apa yang diteliti, bagaimana peneliitian itu dilaksanakan, dan mengapa penelitian itu dilaksanakan.  (2) Pertanyaan pertama mengenai masalah penelitian, pertanyaan kedua mengenai metodologi penelitian, dan pertanyaan ketiga mengenai pentingnya penelitian.  (3) Usaha untuk menjawab apa merupakan kegiatan pokok.  (4) Oleh karena itu, kegiatan tersebut merupakan inti dari pelakasanaan suatu penelitian.

Dalam contoh (1) di muka, kalimat (1) adalah kalimat utama, kalimat (2), (3), dan (4) adalah kalimat penjelas. Kalimat penjelasannya sama-sama mendukung gagasan utama (1) yakni masalah penelitian.
Contoh 2
(1)  Morfologi adalah ilmu bahasa yang mengkaji bentukan kata. (2) Tiga kajian Morfologi adalah afiksasi, morfologi, dan komposisi. (3) Afiksasi mengaji proses pengimbuhan pada kata dasar, reduplikasi mengaji proses perulangan kata, komposisi mengaji proses pengabungan atau pemajemukan kata. (4) Morfologi diajarkan pada jurusan linguistik dan pendidikan bahasa di perguruan tinggi.

Pada contoh (2) adakah kaliamat yang kehadirannya tidak mendukung gagasan utama? Apakah anda menemukan bahwa kalimat (4) adalah kalimat sumbang?

2)      Kebertalian (Kohesi – Koherensi)
Paragraf dinyatakan memiliki kebertalian atau koherensi apabila hubungan antar kalimat sebelum dan sesudahnya bersifat runtun atau tidak melompat-lompat. Paragraf bukanlah kumpulan atau tumpukan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri. Paragraf dibentuk oleh beberapa kalimat yang mempunyai hubungan timbale-balik secara fungsional.
Contoh (1)
(1)  Dalam mengajarkan sesuatu, langkap pertama yang perlu dilakukan ialah menentukan tujuan. (2) Tanpa adanya tujuan yang sudah ditetapkan, materi  yang diberikan, metode yang digunakan, dan evaluasi yang dipilih, tidak akan memberikan manfaat bagi anak didik dalam menerapkan hasil proses belajar mengajar.  (3) Dengan mengetahui tujuan,  dapat ditentukan materi yang akan diajarkan, metode yang digunakan, serta bentuk yang evaluasinya.

Dalam contoh (3) kesetalian dilakukan dengan cara mengulang kata kunci, yakni kata yang dianggap penting dalam sebuah paragraf. Kata kunci yang mula-mula timbul di awal paragraf, yakni tujuan kemudian diulang-ulang dalam kalimat berikutnya. Pengulangan ini berfungsi memelihara kesetalian seluruh kalimat.

Contoh  (2)
(1) Dengan penuh kepuasan Pak Mitra memandangi hamparan padi yang tumbuh dengan subur.  (2) Jerih payahnya tidak sia-sia. (3) Beberapa bulan lagi ia akan memetik hasilnya. (4) Sudah terbayang dimatanya, orang sibuk memotong, memanggul padi berkarung-karung, dan menimbunnya di halaman rumah. (5) Tentu anaknya, Sumi, dan calon menantunya, Hendra, akan ikut bergembira. (6) Hasil panen yang berlimpah ini tentu dapat mengantarkan mereka ke magligai perkawinan.

Kebertalian paragraph (4) dibentuk dengan menggunakan kata ganti. Kata ganti yang mengacu pada manusia, benda, biasanya untuk menghindari kebosanan, diganti dengan kata ganti.
Untuk menyatakan kebertalian dari sebuah paragraph, ada bentuk lain yang sering digunakan, yakni penggunaan kata atau frasa dalam bermacam hubungan.
Contoh (3)
Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam memilih topik karya ilmiah. Pertama, topik yang dipilih hendaknya menarik untuk dikaji. Topik yang menarik akan mengimbulkan kegahiraan dalam mengkajinya. Kedua, topik jangan terlalu luas dan jangan terlalu sempit. Topik yang terlalu luas akan menyulitkan penulisannya karena tidak ada pemfokusan masalah. Topik yang terlalu sempit tidak menantang penulisnya. Keiga, topik yang dipilih sesuai dengan minat dan kemampuan penulisnya. Keempat, topik yang dikaji  hendaknya ada manfaatnya untuk menambah ilmu pengatahuan atau berkaitan dengan prestasi.

3)      Kecukupan Isi dan Gagasan
Paragraf dinyatakan memiliki kesatuan isi dan gagasan apabila diuraikan sejumlah rincian atau detil penunjang sebagaimana dituntut oleh gagasan utama paragraf. Paragraf yang rincian atau detil penunjangnya tidak cukup disebut paragraf mini.
Contoh (1)
(1) Ilmu dan teknologi memberikan sumbangannya kepada perbaikan produksi pertanian denngan berbagai cara yang penting. (2) Pupuk yang diracik secara alamiah membuat tanah pertanian lebih produktif.

Contoh (2)
(1) Ilmu dan teknologi memberikan sumbangannya kepada perbaikan produksi pertanian denngan berbagai cara yang penting. (2) Pupuk yang diracik secara alamiah membuat tanah pertanian lebih produktif. (3) Insektisida dan pestisida yang diterapkan dengan berkala pada tanaman yang baru tumbuh akan memusnahkan berbagai jenis hama dan serangga yang merantak. (4) Herbisida sanggup membubuh rumput yang tidak dikehendaki sehingga tanaman dapat tumbuh dengan subur.

2 komentar: