Kamis, 13 Juni 2013

Pengaruh pendidikan agama islam terhadap kepribadian siswa kelas III madrasah ibtidaiyah (MI) zainul irsyad jorongan leces probolinggo



BAB I
PENDAHULUAN
I.I Konteks penelitian
                        Kebijakan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun di indonesia selain merupakan amant yang tersirat dalam pembukaaan batang tubuh UUD 95 juga tidak lain sebagai upaya untuk  memperhatikan dan menciptakan karakter dan perkembangan jiwa anak menjadi berkualitas.
                    Salah satu tujuan yang ingin dicapai ialah seperti dalam pembukaan UUD 1945 adalah "mencerdaskan kehidupan bangsa". selanjutnya ketentuan tersebut ditegasksn lagi pada pasal 31 ayat (1) yang menyebutkan bahwa tiap-tiap negara berhak dapat pengajaran.
                    Upaya mencerdaskan kehudipan bangsa yang diamanatkan UUD 1945 seperti yang disebutkan diatas hanya akan tercapai melalui pembangunan nasional. khususnya dalam pendidikan. karena pendidikan menduduki strata tertinggi dalam pembangunan nasional dan memiliki peramempunyai penguasaan ilmun yang vital.
                    Peningkatan terhadap kualitas simberdaya manusia menunjukkan bahwa indonesia sebagai negara yang berkembang mempunyai komitmen yang kuat untuk mencapai keunggulan dan penguasaan ilmu seperti halnya bangsa-bangsa lainnya. Sumberdaya  manusia yang mempunyai penguasaan ilmu dan mempunyai  karakter yang bagus menjadi salah satu faktor penentu keunggulan tersebut.
                    Peningkatan kualitas sumberdaya manusia akan terasa lebih penting pada masa sekarang mengingat makin besarnya tantanga dan kecenderungan yang akan dihadapi oleh bangsa indonesia. Tantangan terbesar yaitu  pembentukan karakter pada remaja.
                    Pada hakikatnya pendidikan merupakan uopaya pengembangan dan peningkatan kualitas karakater anak yang baik. Pengembangan dan peningkatan kualitas karakter anak didik sekarang ini sangat mendesak untuk segera dilaksanakan karena kemajuan bangsa ini ditentukan oleh baik buruknya karakter remaja.
                    Pendidikan merupakan  suatu cara untuk mengembangkan ketrampilan, kebiasaandan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi warganegara yang baik dan memiki moral dan norma yang baik. Pada umumnya pendidikan itu merupakan suatu hal yang wajib dilakukan oleh setiap insan. Bahkan orang lama mengatakan bahwasannya tuntutlah ilmu walaupun kenegerei cina.
                    Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
                    Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca dan mengaji kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
                    Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal Seperti kata mark twain "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya."Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi. Pendidikan yang paling penting adalah pendidikan norma dan moral agama khususnya agama islam. Pendidikan agama islam sngat berpengaruh terhadap kepeibadian anak untuk menjadi seorang remaja yang sempurna.
        Pendidikan agama yaitu mrliputi beberapa hal dan ketentuan yang harus diketahuan oleh seoarang anak untuk mendampingi hidupnya. Pendidikan agama islam hrus diajarkan kepada anak pada usia dini. Agar tertanam kepada jiwa anak kpribadian yang baik.
        Hal utama dalam pendidikan agama yaitu ajaran tentang shalat, sunnah-sunnah rasul, dan akhlakul karimah. Maka dari it kami akan mengadakan penelitian atau observasi terhadap sebuah lembaga sekolah di MI zainul irsyad khususnya kepada kelas III yang memiliki materi tersebut. Tentang bagaimna pengaruhnya terhadap kepribaian karakter anak remaja di desa jorongan. Dan kami mengambil judul “ Pengaruh pendidikan agama islam terhadap kepribadian siswa kelas III madrasah ibtidaiyah (MI) zainul irsyad jorongan leces probolinggo”.

I.II   FOKUS MASALAH
I.II.I Fokus masalah Umum
                                 Bagaimanakah  pendidikan agama islam terhadap kepribadian siswa kelas III                     madrasah ibtidaiyah zainul irsyad jorongan leces probolinggo ?
I.II.II Fokus masalah khusus
·         Bagaimana penerapan agama meliputi (a) shalat lima waktu (b) sunnah-sunnah        rasul (c) akhlak siswa kelas III madrasah ibtidaiyah (MI) zainul irsyad    jorongan        leces probolinggo ?   
·         Bagaimana perilaku siswa kelas III madrasah ibtidaiyah zainul irsyad jorongan        leces probolinggo ?
·      Bagaimana pengaruh pendidikan agama islam terhadap kepribadian siswa kelas III madrasah ibtidaiyah zainul irsyad jorongan leces probolinggo ?

I.III TUJUAN PENELITIAN
I.III.I Tujuan penelitian umum
              untuk memperoleh deskripsi objektif tentang pengaruh pendidikan agama islam terhadap kepribadian siswa kelas III madrasah ibtidaiyah zainul irsyad jorongan leces probolinggo ?
I.III.II  Tujuan penelitian khusus
·                     untuk memperoleh deskripsi objektif tentang  penerapan agama                                meliputi (a) shalat lima waktu (b) sunnah-sunnah rasul (c) akhlak                            siswa kelas III madrasah ibtidaiyah (MI) zainul irsyad jorongan leces                                   probolinggo ?   
·                     Untuk memperoleh deskripsi objektif tentang perilaku siswa kelas III                                  madrasah ibtidaiyah zainul irsyad jorongan leces probolinggo ?
·                     Untuk memperoleh deskripsi objektif pengaruh pendidikan agama                           islam terhadap kepribadian siswa kelas III madrasah ibtidaiyah zainul                                 irsyad jorongan leces probolinggo ?
I.IV        Manfaat Penelitian
            I.IV.I  manfaat penelitian secara teoritis
            Sebagai wahana latihan pengembangan kemampuan dalam bidang penulisan karya ilmiah dan penerapan teori yang penulis dapatkan di bangku kuliah.
            I.IV.II manfaat penelitian praktis
bagi penelitian
            Peneliti yang sekaligus sebagai calon pendidik dapat memperbaiki proses pembelajaran tentang pendidikan agama yang ada di MI zainul irsyad     sehingga pembelajaran lebih optimal dan lebih menyenangkan.
Bagi siswa
           Proses pembelajaran yang berjalan secara optimal dan menyenangkan bagi siswa, akan menimbulkan minat siswa terhadap proses pembelajaran agama khususnya bab tentang shalat akan meningkat prestasi belajar dan siswa akan lebih memahami tentang penddidikan agama.
Bagi rekan guru
           Hasil penelitian ini dapat dijadikan model untukdimanfaatkan dalam proses pembelajaran agama khususnya tenteng shalat dan moral peserta didik.

I.V           Definisi Operasional









BAB II
PEMBAHASAN
II.I         Pengertian pendidikan agama
            Sebelum membahas pengertian pendidikan Agama Islam, penulis akan
terlebih dahulu mengemukakan arti pendidikan pada umumnya. Istilah pendidikan
berasal dari kata didik dengan memberinya awalan "pe" dan akhiran "kan"
mengandung arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). Istilah pendidikan ini semula
berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogie, yang berarti bimbingan yang diberikan
kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan
education yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini
sering diterjemahkan dengan tarbiyah, yang berarti pendidikan. 1Ahmad D. Marimba
mengatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan yang dilakukan
secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik
menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
            Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan yaitu tuntunan di dalam
hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagian yang
setinggi-tingginya.
            Dari semua definisi itu dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah sebuah
kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana yang dilaksanakan oleh orang
dewasa yang memiliki ilmu dan keterampilan kepada anak didik, demi terciptanya
insan kamil.
            Pendidikan yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah pendidikan agama
Islam. Adapun kata Islam dalam istilah pendidikan Islam menunjukkan sikap
pendidikan tertentu yaitu pendidikan yang memiliki warna-warna Islam. Untuk
memperoleh gambaran yang mengenai pendidikan agama Islam, berikut ini beberapa
defenisi mengenai pendidikan Agama Islam.
            Menurut hasil seminar pendidikan agama Islam se Indonesia tanggal 7-11 Mei
1960 di Cipayung Bogor menyatakan: Pendidikan agama Islam adalah bimbingan
terhadap pertrumbuhan jasmani dan rohani menurut ajaran Islam dengan hikmah
mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua
ajaran Islam.
            Sedangkan menurut Ahmad Marimba, pendidikan Agama Islam adalah
bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju
kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. 5
Sedangkan menurut Zakiah Daradjat, pendidikan Agama Islam adalah:
pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan
asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah
diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itui sebagai
suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di
akhirat kelak.
            Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Agama
Islam adalah suatu proses bimbingan jasmani dan rohani yang berlandaskan ajaran
Islam dan dilakukan dengan kesadaran untuk mengembangkan potensi anak menuju
perkembangan yang maksimal, sehingga terbentuk kepribadian yang memiliki nilainilai
Islam.

II.II      Pengertian shalat
Secara etimologi shalat berarti do’a
            secara terminology/istilah, para ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan (Sidi Gazalba,88).
            Adapun secara hakikinya ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “mendahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya” (HasbiAsy-Syidiqi,59).
            Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya merupakan amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’ (Imam Bashari Assayuthi 30).
            Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan denga perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara”. Juga shalat merupakan penyerahan diri (lahir dan bathin) kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohon ridho-Nya.
S
halat berasal dari bahasa Arab: As-Shalah.
           
                Shalat dibagi menjadi 2 yaitu shalat fardhu (shalat yang apabila kita mengerjakannya mendapat pahala dan apabila meninggalkannya akan berdosa), dan shalat sunnah (shalat yang apabila kita mengerjakannya akan mendapat pahala dan apabila meninggalkannya akan tidak apa-apa).

A
.            Shalat fardhu (shalat lima waktu)
Hukum sholat fardhu lima kali sehari adalah wajib bagi semua orang yang telah dewasa atau akil baligh serta normal tidak gila. Tujuan shalat adalah untuk mencegah perbuatan keji dan munkar.
             Untuk melakukan shalat ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dulu, yaitu:
1.     Beragama Islam
2.     Memiliki akal yang waras alias tidak gila atau autis.
3.     Berusia cukup dewasa
4.     Telah sampai dakwah islam kepadanya
5.     Bersih dan suci dari najis, haid, nifas, dan lain sebagainya
6.     Sadar atau tidak sedang tidur
             Syarat sah pelaksanaan sholat adalah sebagai berikut ini:
     1. Masuk waktu sholat2. Menghadap ke kiblat
3. Suci dari najis baik hadas kecil maupun besar
4. Menutup aurat
C. Rukun Shalat
Dalam sholat ada rukun-rukun yang harus kita jalankan, yakni :
1. Niat
       Niat berarti menyengaja untuk sholat, menghambakan diri kepada Allah Ta’ala semata, serta menguatkannya dalam hati.Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Semua amal tergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapat (balasan) sesuai dengan niatnya.”
(HR. Bukhari, Muslim dan lain-lain. Baca Al Irwa’, hadits no. 22).
2.        Posisis berdiri bagi yang mampu
       posisi berdiri bagi yang mampu adalah shalat dilakukan dengan berdidri bagi yang mampu, apbabila kita sakit kiata biza mengerjalkan shalat dengan cara duduk bahkan bisa dengan cara terbaring.
3. Takbiratul ihram
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam selalu memulai sholatnya (dilakukan hanya sekali ketika hendak memulai suatu sholat) dengan takbiratul ihrom yakni mengucapkan Allahu Akbar () di awal sholat dan beliau pun pernah memerintahkan seperti itu kepada orang yang sholatnya salah. Beliau bersabda kepada orang itu:“Sesungguhnya sholat seseorang tidak sempurna sebelum dia berwudhu’ dan melakukan wudhu’ sesuai ketentuannya, kemudian ia mengucapkan Allahu Akbar.”(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Thabrani dengan sanad shahih).

4. Membaca surat al-fatihah
Membaca Al-Fatihah merupakan salah satu dari sekian banyak rukun sholat, jadi kalau dalam sholat tidak membaca Al-Fatihah maka tidak sah sholatnya berdasarkan perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang artinya):“Tidak dianggap sholat (tidak sah sholatnya) bagi yang tidak membaca Al-Fatihah”

5. Ruku / rukuk yang tumakninah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah selesai membaca surat dari Al-Qur-an kemudian berhenti sejenak, terus mengangkat kedua tangannya sambil bertakbir seperti ketika takbiratul ihrom (setentang bahu atau daun telinga) kemudian rukuk (merundukkan badan kedepan dipatahkan pada pinggang, dengan punggung dan kepala lurus sejajar lantai).
Do’a yang dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ada beberapa macam, semuanya pernah dibaca oleh beliau jadi kadang membaca ini kadang yang lain.
1. SUBHAANA RABBIYAL ‘ADHZIM 3 kali atau lebih (Berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan lain-lain).
Yang artinya:
“Maha Suci Rabbku, lagi Maha Agung.”
2. SUBHAANA RABBIYAL ‘ADHZIMI WA BIHAMDIH 3 kali (Berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Abu Dawud, Ad-Daroquthni dan Al-Baihaqi).
Yang artinya:
“Maha Suci Rabbku lagi Maha Agung dan segenap pujian bagi-Nya.”

6. I'tidal yang tuma'ninah
Setelah ruku’ dengan sempurna dan selesai membaca do’a, maka kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal). Waktu bangkit tersebut membaca (SAMI’ALLAAHU LIMAN HAMIDAH) disertai dengan mengangkat kedua tangan sebagaimana waktu takbiratul ihrom.
7. Sujud yang tumaninah
Sujud dilakukan setelah i’tidal thuma-ninah dan jawab tasmi’
Bacaan Sujud
Rasulullah membaca
SUBHAANA RABBIYAL A’LAA 3 kali
(berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad dll)
atau kadang-kadang membaca
SUBHAANA RABBIYAL A’LAA WA BIHAMDIH, 3 kali
(berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud dll)
8. Duduk di antara dua sujud yang tuma'ninah
Duduk ini dilakukan antara sujud yang pertama dan sujud yang kedua, pada roka’at pertama sampai terakhir. Ada dua macam tipe duduk antara dua sujud, duduk iftirasy (duduk dengan meletakkan pantat pada telapak kaki kiri dan kaki kanan ditegakkan)
9. Sujud kedua yang tuma'ninah
Sujud kedua dilakukan setelah duduk diantara dua sujut thuma-ninah dan jawab tasmi’
10. Tasyahud
tasyawud ada 2 yaitu tasyawud awal dan tasyawud akhir. Duduk tasyahhud awwal terdapat hanya pada sholat yang jumlah roka’atnya lebih dari dua (2), pada sholat wajib dilakukan pada roka’at yang ke-2. Sedang duduk tasyahhud akhir dilakukan pada roka’at yang terakhir. Masing-masing dilakukan setelah sujud yang kedua.

11. Membaca salawat Nabi Muhammad SAW
Do’a shalawat ini ada beberapa versi, untuk hendaklah dipilih yang kuat dan lafadhznya belum ditambah-tambah. Salah satu contoh riwayat yang baik adalah sebagai berikut:
Berkata Abdullah : “Kami apabila shalat di belakang nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keselamatan atas jibril dan mikail keselamatan atas si fulan dan si fulan maka rasulullah berpaling kepada kami. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata : sesungguhnya Allah itu As-salam maka apabila shalat hendaklah kalian itu mengucapkan:
artinya: segala kehormaatan, shalawat dann kebaikan kepunyaan Allah, semoga keselamatan terlimpah atasmu wahai Nabi dan juga rahmat Allah dan barakah-Nya. Kiranya keselamatan tetap atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang shalih; -karena sesungguhnya apabila kalian mengucapkan sudah mengenai semua hamba Allah yang shalih di langit dan di bumi- Aku bersaksi bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq selain Allah dan aku bersaksi bahwasanya Muhammmad itu hamba daan utusan-Nya.
12.    Salam ke kanan lalu ke kiri
Salam sebagai tanda berakhirnya gerakan sholat, dilakukan dalam posisi duduk tasyahhud akhir setelah membaca do’a minta perlindungan dari 4 fitnah atau tambahan do’a lainnya. “Kunci sholat adalah bersuci, pembukanya takbir dan penutupnya (yaitu sholat) adalah mengucapkan salam.” (Hadits dikeluarkan dan disahkan oleh Al Imam Al-Hakim dan Adz-Dzahabi) Caranya
Dengan menolehkan wajah ke kanan seraya mengucapkan do’a salam kemudian ke kiri.
B. manfaat dan faidah dari shalat
a. Shalat Merupakan Syarat Menjadi Takwa
Taqwa merupakan hal yang penting dalam Islam karena dapat menentukan amal / tingkah laku manusia, orang – orang yang betul – betul taqwa tidak mungkin melaksanakan perbuatan keji dan munkar, dan sebaliknya
Salah satu persyaratan orang – orang yang betul betul taqwa ialah diantaranya mendirikan shalat sebagimana firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah

b. Shalat Merupakan Benteng Kemaksiatan
Shalat merupakan benteng kemaksiatan artinya bahwa shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Semakin baik mutu shalat seseorang maka semakin efektiflah benteng kemampuan untuk memelihara dirinya dari perbuatan makasiat
Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar apabila dilaksanakan dengan khusu tidak akan ditemukan mereka yang melakukan shalat dengan khusu berbuat zina. Maksiat, merampok dan sebagainya. Merampok dan sebagainya tetapi sebaliknya kalau ada yang melakukan shalat tetapi tetap berbuat maksiat, tentu kekhusuan shalatnya perlu dipertanyakan. Hal ini diterangkan dalam Al-Qur'an surat Al-Ankabut: 45
c. Shalat Mendidik Perbuatan Baik Dan Jujur
Dengan mendirikan shalat, maka banyak hal yang didapat, shalat akan mendidik perbuatan baik apabila dilaksanakan dengan khusus. Banyak yang celaka bagi orang – orang yang shalat yaitu mereka yang lalai shalat
selain mendidik perbuatan baik juga dapat mendidik perbuatan jujur dan tertib. Mereka yang mendirikan tidak mungkin meninggalkan syarat dan rukunnya, karena apabila salah satu syarat dan rukunnya tidak dipenuhi maka shlatnya tidak sah (batal)
d. Shalat Akan membangun etos kerja
Sebagaimana keterangan – keterangan di atas bahwa pada intinya shalat merupakan penentu apakah orang – orang itu baik atau buruk, baik dalam perbuatan sehari – hari maupun ditempat mereka bekerja
Apabila mendirikan shalat dengan khusu maka hal ini akan mempengaruhi terhadap etos kerja mereka tidak akan melakukan korupsi atau tidak jujur dalam melaksanakan tugas
II.III sunnaah-sunnah rasul
 tujuh sunnah tersebut sudah kita kenal sebelumnya yaitu:
1.    SHOLAT TAHAJUD
QS Al Isr’a (17:79) Dan dari sebagian malam hendaklah engkau bangun (tahajud), sebagai amalan tambahan untukmu. Semoga Tuhanmu mengangkat (derajatmu) ke tempat yg terpuji.
Shalat yang paling Utama setelah shalat 5 waktu adalah Qiyamul Lail (HR Muslim).
Hadist Qudsi dari Ibnu Arabi: Ketika Allah turun ke langit dunia pada 1/3 malam, Allah SWT bersabda: “Sungguh berdusta orang yang menyatakan mencintaiKu, sementara ia tidur lelap dan lalai kepadaKu. Bukankah setiap kekasih ingin berkhalawat dengan kekasihnya? Akulah yang mendatangi kekasihKu dikelopak mata mereka. Mereka berbicara denganKu dalam musyahadah, dan bercakap-cakap denganKu dengan khusyuk. Di hari kemudian, Aku tetapkan mereka pada surga-surgaKu”
2.    Tadabur Al Qur’an
Al Qur’an adalah kitabullah yang berisi sejarah umat sebelum kamu, berita umat sesudahmu, kitab yang memutuskan urusan-urusan diantara kamu, yg nilainya bersifat pasti dan absolut. Siapa saja orang durhaka yg meninggalkannya pasti Allah akan memusuhinya. Siapa yg mencari petunjuk selain al Qur’an, pasti akan tersesat. Al Qur’an adalah tali Allah yg sangat kuat, peringatan yg bijaksana dan jalan yg lurus (HR Tirmidzi). Bahkan kalau bisa sambil menangis, sebagaimana wahyu Allah dalam QS Maryam 19:58: Dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, mereka menyungkur, bersujud dan menangis.
rumah yg di dalamnya dibacakan al Qur’an akan terlihat penduduk langit sebagaimana penduduk bumi melihat gemerlap bintang-gemintang di langit (HR Baihaqi)
Sedangkan bagi orang yg malas membaca al Qur’an, Nabi SAW memperingatkan: ”Sungguh,orang yg dalam hatinya tidak terdapat sesuatu pun dari al Qur’an, bagaikan rumah syaitan yg menyeramkan (HR Tirmidzi).
3.    Shalat Berjamaah di Mesjid (terutama Subuh dan Isya)
Sungguh, shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yg terkandung di dalamnya, mereka pasti mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak (HR Bukhari-Muslim)
Kemudian naiklah para Malaikat yg menyertaimu pada malam harinya, lalu Rabb mereka yg sebenarnya Maha Tahu bertanya kepada mereka, Bagaimana hamba-hambaKu ketika kalian tinggalkan?” Mereka menjawab,”Kami tinggalkan mereka dalam keadaan sholat dan kami jumpai mereka dalam keadaan sholat juga” (HR Bukhari).
Dua rakaat sebelum (qabliyah) subuh lebih baik dari dunia dan seisinya (HR Muslim)
Shalat subuh menjadi penerang pada hari kiamat, sebagaimana sabda Nabi SAW, ”Berilah kabar gembira bagi orang-orang yg berjalan dikegelapan menuju Mesjid untuk mengerjakan sholat subuh, dengan cahaya yg terang  benderang” (HR Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
4.    Shalat Dhuha
Nabi mencontohkan bilangan rakaat sholat dhuha 2 s.d 12 rakaat. Sholat dhuha bukan hanya semata meminta harta, namun merupakan sholatnya orang-orang yang senantiasa kembali kepada Allah (HR Thabrani).
HR Abu Ya’la, Nabi menegaskan”Siapa yang berdiri melaksanakan sholat dhuha, maka diampunilah segala dosanya. Dia kembali bersih dari segala dosa seperti dilahirkan ibunya.
Keutamaan jumlah rakaat dalam sholat Dhuha (HR Tabrani & Abu Dawud):
Siapa yg mengerjakan 2 rakaat, dia tidak akan dicatat dalam kelompok orang-orang yg lupa, yg mengerjakan 4 rakaat akan Allah catat dalam kelompok ahli ibadah, yg mengerjakan 6 rakaat maka segala kebutuhannya hari itu dicukupkan Allah, yg mengerjakan 8 rakaat, maka Allah akan memasukkannya kedalam golongan yg tunduk dan menghabiskan seluruh waktunya untuk beribadah. Bagi yg mengerjakan sholat dhuha 12 rakaat, maka Allah akan membangunkannya sebuah istana yg indah di dalam syurga.
5.    Memperbanyak Sedeqah
QS Ali Imran 3:133-134: Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yg luasnya seluas langit dan bumi, yg disediakan bagi orang-orang yg bertaqwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya diwaktu lapang dan sempit, dan orang-orang yg menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yg berbuat baik.
Balasan Allah bagi umat yang gemar bersedekah:
QS al Baqarah 2:261: Perbandingan (balasan atau pahala) bagi orang-orang yg membelanjakan hartanya di jalan Allah seperti 1 biji yg menumbuhkan 7 cabang, disetiap cabang menjuntai 100 buah, dan Allah akan menggandakan pahala kepada siapa yg Dia kehendaki, dan Allah itu maha luas (pemberianNya) lagi sangat mengetahui.
6.    Menjaga Wudhu
Kesucian lahir ditandai dengan berwudhu yg akan mengantarkan manusia kejenjang kesucian yg lebih tinggi, dan untuk berkomunikasi dengan Allah secara vertikal, harus dalam keadaan berwudhu.
Wudhu merupakan tangga pertama untuk melakukan pengembaraan spiritual menggapai kenikmatan melalui sholat, zikir, membaca al Qur’an dsb
Kesucian adalah dasar dalam kehidupan seorang muslim. Allah SWT memuji orang yg suci lahir dan bathin dlm firmanNya:”Sungguh Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyucikan diri (QS Al Baqarah 2:222).
7.    Berzikir setiap Saat
Berzikir adalah mengingat dan menyebut Asma Allah.
Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut Allah, maka Allah akan menyediakan ampunan dan pahala yg besar bagi mereka (QS Al Ahzab 33:35)
Zikir dapat dilakukan dengan lisan dan dengan hati “ Mereka yg mengingat Allah diwaktu berdiri, duduk dan berbaring ..... (QS Ali Imran 3:191);
Zikir menjadikan hati tentram:” yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah maka hati jadi tentram (QS Ar Ra’d 13:28)
II.IV akhlak mulia
A.    Ahklak Anak Terhadap Orangtua

Tak ada seorangpun di dunia ini yang mengingkari jasa kedua orangtua atas anak mereka. Karena kedua orangtua adalah sebagai lantaran anak lahir ke dunia. Dengan demikian kedua orangtua mempunyai hak yang amat besar terhadap anak. Sebab mereka telah mendidiknya sewaktu kecil, bersusah payah demi untuk ketenanngannya, dan tidak tidur diwaktu malam untuk menjaga kenyamanan tidur anaknya. Ibu  telah mengandung dalam perutnya, ketika itu kita hidup tergantung pada makanan dan kesehatan ibu selama sembilan bulan. Seperti dalam Al Qur’an dinyatakan :

“ Ibumu telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah” (Q.S. Luqman : 14 )

Kemudian setelah itu, ibu mengasuh dan menyusui selama dua tahun dengan susah payah dan kesulitan. Begitu pula sang ayah berusaha mencari nafkah kehidupan dan kekuatanmu ketika masih kanak-kanak, sampai kamu dewasa dan hidup mandiri. Dia telah berusaha semaksimal mungkin mendidik, mengarahkan dan membimbingmu padahal kamu ketika itu tidak mempunyai kemampuan untuk memberikan madhorot ( marabahaya) dan manfaat kepada dirimu sendiri. Oleh karena itu Alloh memerintahkan kepada anak agar berbakti dan bersyukur kepada kedua orangtua. Perhatikan firman Alloh :

“ Dan Kami peringatkan kepada manusia ( berbuat baik ) kepada dua orangtua ( ibu bapak ) nya, ibunya telah mengandungya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada orangtua ibu bapakmu. Hanya kepadaKulah kembalimu”. ( Q.S. Luqman : 14 ).

Allah berfirman pula :
“ Dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya, jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka, ucapkanlah pada mereka perkataan yang mulia, dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah wahai Tuhanku kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di waktu kecil”. ( Q.S. Al Isra’ : 23-24 )

Karena itu, maka kewajiban kita terhadap kedua orangtua adalah :
·Berbuat baik kepadanya. Carany berkata yang baik kepada keduanya, menunjukkan sikap yang baik di depannya, baik memenuhi kebutuhan Fisik maupun Psikisnya.
·Melakukan perintahnya yang tidak mengandung maksiat kepada Allah dan selama perintah tidak membahayakan kita.
·Perlahan-lahan berkata kepada keduanya, tunjukkan wajah berseri-seri .
·Berusaha membantu  ( melayani ) mereka berdua dengan cara yang pantas baginya.
·Janganlah merasa muak ( bosan ) dan merasa keberatan melayani ketika mereka sudah lanjut usia, sakit-sakitan dan dalam keadaan lemah fisik. Sebab, Kita juga akan menjadi orangtua sebagaimana orangtua kita. Bahkan jika Allah menakdirkan kita umur panjang, maka  kita juga akan mengalami lanjut usia kemudian membutuhkan kebaktian anak-anak kita sebagaimana orangtua sangat mengharapkan kebaktian kita kepada mereka saat ini.
Maka  jika kita sudah melakukan kebaktian kita kepada orangtua dengan ikhlas, maka bergembiralah kita karena Allah akan memberi pahala yang banyak dan balasan yang setimpal. Sebab, barangsiapa yang berbuat baik kepada orangtua maka anakya kelak juga akan berbuat baik kepadanya. Sebaliknya, barangsiapa yang menyakiti kedua orangtuanya maka anaknya kelak juga akan durhaka kepadanya. Karena balasan itu diberikan sesuai dengan jenis perbuatannya seperti kamu menghutangi uang kepada oranglain, nanti kamu juga akan dilunasi ( dibayar ) sebesar hutangnya.
            
           Bahkan suatu saat Nabi Muhammad mengutamakan berbuat baik kepada orangtua ( ibu bapak ) dari pada jihad di jalan Allah. Sebagaimana terdapat dalam hadits riwayat Ibnu Mas’ud , ia beri kata : Ya Rosululloh, perbuatan apakah yang paling dicintai Allah ? Beliau menjawab : Shalat tepat pada waktunya. Lantas saya bertanya lagi : kemudian apa lagi ? Beliau menjawab : Berbuat baik kepada orangtua, keudian saya bertanya lagi : kemudian apa lagi : Beliau menjawab : Jihad di jalan Allah. (HR. Bukhori dan Muslim .

Hadits ini menunjukkan pentingnya hak terhadp orangtua yang kebanyakan manusia mengabaikan hal itu. Justru sebaliknya mereka menjadi durhaka, bahkan memutus ( tidak mengakui ) orangtua mereka. Kenyataan itu dapat kita saksikan bahwa salah seorang dari mereka yang sama sekali tidak mengetahui jika ibu dan bapaknya itu mempunyai hak. Bahkan kadang ia meremehkan, menghina, dan berlaku sombong di hadapan mereka. Dan perlu kita ingat bahwa orang seperi ini akan mendapa balasan di dunia maupun di akhirat kelak.

B.     Ahklak Orangtua Terhadap Anak

Sebagai orangtua pun mempunyai kewajiban terhadap anak-anaknya yaitu memenuhi hak-hak anaknya, diantara yang paling penting yaitu : pendidikan. Yaitu memupuk ( menanamkan ) pendidikan agama dan ahlak pada diri mereka, sehingga mereka memperoleh bekal yang besar dari pendidikan tersebut. Rosulullah bersabda :

“ Kalian semua adalah pemimpin dan nanti akan diminta pertanggungjawbannya, orang laki-laki (suami) pemimpin ddalam keluarganya, nanti diminta pertanggungjawaban.” ( H.R. Bukhori dan Muslim).

      Anak  adalah amanat di pundak kedua orangtua, mereka kelak akan diminta pertanggungjawaban pada hari kiamat tentang anak-anak mereka . lantaran anak-anak diddik dengan pendidikan agama dan ahlak, tentu kedua orang tua akan keluar dari tanggungjawab kepemimpinan tersebut  sekaligus anak-anak itu menjadi baik yang akhirnya mencintai ibu-bapak.

Namun  perlu disayangkan, banyak orangtua meremehkan (acuh tak acuh) terhadap kewajibannya. Sehingga mereka membiarkan dan lupa kepada anak-anak mereka, seolah-olah tidak mempunyai tanggungjawab terhadap anak-anaknya. Mereka tidak pernah mengontrol kemana anak mereka pergi dan kapan mereka pulang. Mereka juga tidak menanyakan teman akrab mereka , tidak pernah mengarahkan,membimbing mereka ke jalan kebajikan serta tidak melarang mereka berbuat kejelekan.
    
   Anehnya, mereka  sangat antusias dalam memelihara dan mengembangkan  harta sampai-sampai semalam suntuk tidak tidur gara-gara menjaga dan menghitung-hitung harta itu.  Mereka kurang menyadari bahwa harta yang dikembangkan itu biasanya hanyalah untuk kepentingan oranglain, sementara anak samasekali tidak mendapat perhatian sedikitpun dari harta itu. Ironisnya, banyak orangtua kurang menyadari bahwa memenuhi kebutuhan dan pendidikan anak lebih utama dan lebih bermanfaat baik di dunia ataupun di akhirat.

      Diantara ahlak terpuji orangtua terhdap anak adalah dengan memenuhi hak-haknya, yaitu sepert :
1.      Memberi pendidikan agama dan ahklak,
2.      Memberi nafkah,
3.      Mengisi hati anaknya dengan ilmu dan iman,
4.       Tidak boleh memprioritaskan salahsatu anak dengan yang lain dalam hal pemberian  
5.      Memberikan kasih sayang yang cukup

C.     Ahklak Terhadap Sanak Kerabat

Kerabat seperti saudara, paman, bibi, anak-anak mereka dan orang-orang yang masih ada hubungan kerabat dengan kita adalah mempunyai hak kekerabatan yang sesuai dengan dekat dan jauhnya kerabat. Sebagai manusia yang berahlak, kita harus mengetahui dan mau memberikan hak-hak mereka sebagai tanggungjawab kita.  Maka wajiblah bagi setiap keluarga dekat untuk menyambung silaturrahmi kerabatnya dengan baik, memberikan sesuatu yang bermanfaat baik berupa materiil maupun non materiil menurut keperluan yang dibutuhkan. Tapi semua itu harus sesuai dengan syariat islam,akal pikiran, dan fitrah suci manusia, tidak boleh menyimpang akan hal itu. Allah berfirman :

Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa, kamu akan membuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan, mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan telinga mereka dan dibutakan penglihatan mereka”. ( Q.S. Muhammad :22-23 ).

Dan Rasullallah bersabda :
“ Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah menyambung sanak kerabatnya”. ( H.R. Bukhori dan Musim).

Akan  tetapi kebanyakan manusia mengabaikan tehadap hak tersebut , bahkan salah seorang diantara mereka ada yang tidak tau / tidak mengenal kerabat dengan cara menyambung ( silaturrahmi ) atau dengan memberi uang atau harta, memberi jabatan, memberi budi pekerti yang baik, memberi nasihat jika ada yang melenceng dari agama, dll. Tidak pernah berkunjung , tidak pernah mempunyai rasa cinta kasih kepada mereka dengan memberi hadiah, dan juga tidak mau menolak marabahaya dari mereka atau membantu memenuhi kebutuhan mereka. Yang jelas ia malah menyakiti mereka dengan perkataan/perbuatan /dengan kedua-duanya sekaligus. Disamping itu malah ia menyambung kerabat yang jauh nasabnya, sementara kerabat yang dekat diputus. Itulah ahlak tercela.

Oleh karena itu, hendaklah kita selalu bersilaturrahmi, sebab jika kita bersilaturrahmi Allah akan menyambung orang yang menyambung sanak kerabat baik di dunia maupun di akhirat kelak, yaitu dengan cara Allah akan mencurahkan rahmat ( kasih sayang ) kepadanya, memudahkan segala urusannya dan akan membuka / menghilangkan segala kesulitannya. Disamping bersilaturrahmi mengikat hubungan keluarga, menumbuhkan rasa cinta kasih diantara mereka, menumbuhkan rasa rindu dan saling tolong-menolong dalam kesusahan dan kesenangan. Faedah-faedah bersilaturrahmi akan hilang jika hubungan sanak kerabat terputus dan saling berjauhan.
  
D.    Akhlak Terhadap Tetangga

Tetangga adalah orang-orang yang dekat rumahnya dengan rumah kita, ia mempunyai hak yang amat besar yang harus kita penuhi juga. Jika tetangga itu kerabatmu dan beragama islam, maka ia memperoleh 3 hak dari kita, yaitu : hak kerabat, hak tetangga, dan hak sesama muslim. Raasul bersabda : “ Jibril senangtiasa memerintahkan kepadaku agar aku berbuat baik dengan tetangga”. ( H.R. Bukhori dan Muslim ).
Hak tetangga terhadap tetangganya adalah berbuat baik terhadapnya semampunya seperti memberi harta, jabatan dan sesuatu yang bermanfaat , sebagaimana sabda Rasul : Sebaik-baik tetangga menurut Allah adalah sebaik-baik mereka terhadap tetangganya. ( HR. Trmidzi ).  Dan juga sabda Rosul : Barangsiaa yang beriman pada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berbuat baik kepada keluarganya”( H.R. Muslim ). 

Sedangkan berbuat baik kepada tetangga antara lain dengan memberikan hadiah pada resepsi undangannya, mencegah untuk menyakiti baik perkataan maupun dengan perbuatan, dll. Sabab Nabi berssabda : Demi Allah tidak beriman !. demi Allah tidak beriman !. Kemudian sahabat bertanya : siapakah gerangan wahai Rasullullah? Kemudian Rasul menjawab : yaitu mereka yang tetangganya tidak merasa aman(tenang) karena ulah mereka yang tidak baik (jelek).

Akan tetapi sekarang banyak manusia tidak memprhatikan hak tetangga itu sebaik-baiknya. Sehingga wajar jika tetangga mereka tidak measa tenang karena tindakan jelek mereka, akibatnya terus menerus terjadi permusuhan, perkelahian, dan perlawanan terhadap hak-hak tetangga tersebut serta mereka tidak segan-segan menyakiti tetangga baik  dengan perkataan maupun dengan perbuatan mereka. Padahal hal ini sangat bertentangan dengan perintah Allah dan RasulNya serta dapat mengakibatkan perpecahan.

E.     Akhlak Terhadap Sesama Muslim


Kepada sesama muslim kita juga harus berahlak baik, diantaranya dengan memenuhi hak-hak sesama muslim yaitu berdasarkan Hadits riwayat Muslim, yaitu :
1.      Apabila kamu bertemu ucapkanlah salam kepadanya.
2.      Apabila kamu diundang maka datanglah.
3.      Apabila dimintai nasihat maka nasehatilah.
4.      Apabila ia bersin dan memuji Allah, maka doakanlah.
5.          Apabila ia sakit, maka jenguklah.
6.                     Apabila ia mati, maka antarkanlah jenazahnya.
3. Hakikat Anak Didik
a. Pengertian
              Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.sedangkan dalam arti sempit anak didik adalah anak (pribadi yang belum dewasa) yang di serahkan kepada tanggung jawab pendidik. Dalam bahasa Indonesia, makna siswa, murid, pelajar dan peserta didik merupakan sinonim (persamaan), semuanya bermakna anak yang sedang berguru (belajar dan bersekolah), anak yang swdang memperoleh pendidikan dasar dari sutu lembaga pendidikan. Jadi dapat dikatakan bahwa anak didik merupakan semua orang Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan, Sistematis, (Yogyakarta: FIP IKIP, 1986, hal.120; Ahmad D Marimba, op.cit, h. 58-59, Suwarno, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1985), hal. 67-68 yang sedang belajar, baik pada lembaga pendidikan secara formal maupun lembaga pendidikan non formal.
        Anak didik adalah subjek utama dalam pendidikan. Dialah yang belajar setiap saat. Belajar anak didik tidak mesti harus selalu berinteraksi dengan guru dalam proses interaksi edukatif. Tokoh-tokoh aliran behaviorisme beranggapan bahwa anak didik yang melakukan aktivitas belajar seperti membaca buku, mendengarkan penjelasan guru, mengarahkan pandangan kepada seorang guru yang menjelaskan di depan kelas, termasuk dalam kategori belajar. Mereka tidak melihat ke dalam fenomena psikologis anak didik. Aliran ini berpegang pada realitas dengan mata telanjang dengan mengabaikan proses mental dengan segala perubahannya, sebagai akibat dari aktivitas belajar tersebut.
            Tetapi aliran kognitivisme mengatakan lain bahwa keberhasilan belajar itu ditentukan oleh mental dengan masuknya sejumlah kesan yang baru dan pada akhirnya mempengaruhi perilaku. Berbeda dengan aliran behaviorisme yang hanya melihat fenomena perilaku saja, aliran kognitivisme jauh melihat ke dalam fenomena psikologis.

b. Dasar-Dasar Kebutuhan Anak Untuk Memperoleh Pendidikan
            Secara kodrati, anak memerlukan pendidikan atau bimbingan dari orang dewasa. Dasar kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak yang hidup di dunia ini.
Sebagaimana di dalam hadist dijelaskan bahwa:
            Tiadalah seseorang yang dilahirkan melainkan menurut fitrahnya, maka akibat kedua orang tuanyalah yang me-Yahudikannya atau me-Nasranikannya atau me-Majusikannya. Sebagaimana halnya binatang yang dilahirkan dengan sempurna, apakah kamu lihat binatang itu tidak berhidung dan bertelinga Kemudian Abi Hurairah berkata,"Apabila kau mau bacalah lazimilah fitrah Allah yang telah Allah ciptakan kepada manusia di atas fitrah-Nya. Tiada penggantian terhadap ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus (Islam)." (HR.Muslim)
            Prof. DR. H. Ramayulis mengartikan fitrah dalam arti etimologi berarti alkhilqah, al-ibda', al-ja'l (penciptaan). Arti ini disamping dipergunakan untuk maksud penciptaan alam semesta juga pada penciptaan manusia. Dengan makna etimologi ini, maka hakekat manusia adalah sesuatu yang diciptakan, bukan menciptakan.
Sedangkan Allah melalui firmanNya menjelaskan bahwa:
            Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS.An-Nahl/16:78)
            Dari hadits dan ayat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa manusia itu untuk dapat menentukan status manusia sebagaimana mestinya adalah harus mendapatkan pendidikan. Dalam hal ini keharusan mendapatkan pendidikan itu jika diamati lebih jauh sebenarnya mengandung aspek-aspek kepentingan yang antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut.
a. Aspek Paedagogis.
            Dalam aspek ini, para ahli didik memandang manusia sebagai animal educandum: makhluk yang memerlukan pendidikan. Adapun manusia dengan potensi yang dimilikinya, mereka dapat dididik dan dikembangkan kearah yang diciptakan, setaraf dengan kemampuan yang dimilikinya. Islam mengajarkan bahwa anak itu membawa berbagai potensi yang selanjutnya apabila potensi tersebut dididik dan dikembangkan ia akan menjadi manusia secara fisik dan mental akan memadai.
b. Aspek Sosiologi dan Kultural
            Menurut ahli sosiologi pada prisipnya, manusia adalah homosocius, yaitu makhluk yang berwatak dan berkemampuan dasar atau memiliki garizah (instink) untuk hidup bermasyarakat. Sebagai makhluk social manusia memiliki rasa tanggung jawab social yang diperlukan dalam mengembangkan hubungan timbal balik dan saling pengaruh mempengaruhi antara anggota masyarakat dalam kesatuan hidup mereka. Dengan demikian manusia dikatakan sebagai makhluk social berate pula manusia itu adalah makhluk yang berkebudayaan, baik moral maupun material. Di antara intink manusai adalah adanya kecenderungan mempertahankan segala apa yang dimilikinya termasuk kebudayaannya. Oleh karena itu maka manusia perlu melakukan pemindahan dan penyaluran serta pengoperan kebudayaannya kepada generasi yang akan menggantikannya di kemudian hari.
c. Aspek Tauhid
            Aspek tauhid ini adalah aspek pandanagan yang mengakui bahwa manusia itu adalah makhluk yang berketuhanan yang menurut istilah ahli disebut homo divinous (makhluk yang percaya adanya Tuhan) atau disebut juga homo religios (makhluk yang beragama). Adapun kemampuan dasar yang menyebabkan manusia menjadi makhluk yang ebrketuhanan dan beragama adalah karena di dalam jiwa manusia terdapat instink religios atau garizah Diniyah (instink percaya pada agama). Itulah sebabnya, tanpa melalui proses pendidikan instink religios atau garizah Diniyah tersebut tidak akan mungkin dapat berkembang secara wajar. Dengan demikian pendidikan keagamaan mutlak diperlukan untuk mengembangkan kedua instink tersebut.
Karena itulah, anak didik memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:
1) Belum memiliki pribadi dewasa susila, sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik.
2) Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya, sehingga masih menjadi tanggung jawab      pendidik.
3) Sebagai manusia memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu, menyangkut      seperti kebutuhan biologis, rohani, sosial, intelegensi, emosi, kemampuan bicara, perbedaan individual dan      sebagainya.
            Dengan demikian anak didik sebagai manusia yang belum dewasa merasa tergantung kepada pendidiknya, anak didik merasa ia memiliki kekurangankekurangan tertentu, ia menyadari bahwa kemampuannya sangat terbatas dibansing dengan kemampuan pendidiknya. Kekurangan ini membawanya untuk mengadakan interaksi dengan pendidiknya dalam situasi pendidikan. Dalam situasi pendidikan itu jadi interaksi kedewasaan dan kebelumdewasaan.
Suatu hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik dalam membimbing anak didik adalah kebutuhan mereka. Ramayulis sebagaimana mengutip pendapat al- Qussy membagi kebutuhan manusia dalam dua kebutuhan pokok, yaitu:
a. Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan jasmani seperti makan, minum dan sebagainya
b. Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan rohaniah.
Selanjutnya ia membagi kebutuhan rohaniah kepada enam macam yaitu:
1) Kebutuhan kasih sayang2) Kebutuhan akan rasa aman
3) Kebutuhan akan rasa harga diri
4) Kebutuhan akan rasa bebas
5) Kebutuhan akan sukses
6) Kebutuhan akan sesuatu kekuatan
Selanjutnya Law head membagi kebutuhan manusia sebagai berikut:
1) Kebutuhan jasmani, seperti makan, minum, berbafas, perlindungan, seksual, kesehatan dan lain-lain
2) Kebutuhan rohani, seperti kasih sayang, rasa aman, penghargaan, belajar, menghubungkan diri                 dengan dunia yang lebih luas, mengaktualisasikan dirinya sendiri dan lain-lain
3) Kebutuhan yang menyangkut jasmani dan rohani, seperti istirahat, rekreasi, butuh supaya setiap                 potensi fisik dapat dikembangkan semaksimal mungkin, butuh agar setiap usaha dapat sukses
4) Kebutuhan sosial, seperti supaya dapat diterima oleh teman-temannya secara wajar, supaya dapat diterima oleh orang lebih tinggi dari dia seperti orang tuanya, guru-gurunya dan    pemimpinnya, seperti kebutuhan untuk memperoleh prestasi dan posisi
5) Kebutuhan yang lebih tinggi sifatnya merupakan tuntutan rohani yang mendalam yaitu kebutuhan untuk meningkatkan diri yaitu kebutuhan terhadap agama.
            Dari kedua kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan yang paling esensi adalah kebutuhan agama. Agama dibutuhkan manusia karena memerlukan orientasi dan objek pengabdian dalam hidupnya. Oleh karena itu, tidak seorangpun yang tidak membutuhkan agama.
            Faktor anak didik menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003, BAB V Pasal 12 bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama. Mencakup pengertian .peserta didik. yaitu anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
            Anak adalah makhluk yang masih membawa kemungkinan untuk berkembang, baik jasmani dan rohani, ia memiliki jasmani yang belum mencapai taraf kematangan baik bentuk, kekuatan maupun perimbangan bagian-bagiannya. Dalam segi rohaniah anak mempunyai bakat-bakat yang harus dikembangkan seprti kebutuhan akan ilmu pengetahuan duniawi dan keagamaan, kebutuhan akan pengertian nilai-nilai kemasyarakatan, kesusilaan, kasih saying dan lain-lain, maka pendidikan Islam lah yang harus membimbing, menuntun, serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak didik dalam berbagai bidang tersebut.








BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1.      pengertian pendidikan agama merupakan  suatu proses bimbingan jasmani dan rohani yang berlandaskan ajaran Islam dan dilakukan dengan kesadaran untuk mengembangkan potensi anak menujuperkembangan yang maksimal, sehingga terbentuk kepribadian yang memiliki nilainilai
Islam.
2.      Pengertian shalat merupakanSecara etimologi shalat berarti do’a
secara terminology/istilah, para ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan
3.      pengaruh pendidikan agama terhadap kepribadian siswa kelas 3 MI zainul irsyad sangat besar. Karana dengan adanya pendidikan agama maka siswa dapat membedakan antara mana yang baik dan mana yang buruk. Dan dengan begitu siswa akan dapat menfilter kudayaan barat yang masuk yang tidak sesuai dengan aturan agama islam.   

SARAN
·Bagi lembaga
Diharapkan  pembelajaran yang dibahas dalam artikel ilmiah ini dapat digunakan oleh lembaga dalam pembelajaran agama, khususnya bab tentang sholat dan akhlak pada kelas 3.
·Bagi siswa
Diharapkan  pembelajaran dalam artikel ilmiah ini dapat membawa pengaruh positif pada siswa pada kelas 3.
·Bagi rekan guru
Diharapkan artikel ilmiah ini dapat digunakan sebagai referensi bagi guru.
·Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan peneliti lebih lanjut untuk mengembangan kemampuan materi yang dibahas  menyeluruh dalam artikel ilmiah ini untuk semua kemampuan agama yang dikembangkan.
·Bagi pembaca
Diharapkan artikel ini dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan yang berguna untuk membuka wawasan pembaca. Selain itu, diharapkan pula pembaca dapat menganalisis sistematika penulisan dalam artikel ilmiah ini.

DAFTAR PUSTAKA
supriyoko. 1980. Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tarsito Press.
mulyono, Ahmad. 28 Februari, 2001.  Anggaran Pendidikan, Agenda yang Terabaikan.    Kompas, hlm. 12.
suroto. 1980. Pengajaran Sholat Lima Waktu. Jember: SPG indusrti























ARTIKEL ILMIAH
PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA TERHADAP SISWA KELAS 3 MI ZAINUL IRSYAD JORONGAN LECES PROBOLINGGO

Dosen Pengampun: Moh Badrih, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:
ABDUL RAHMAN GHAFIKI(11.442.0005)
RIO BAYU KUNCORO(11.442.0019)
AGUS CAHYADI(11.442.0001)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO
2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar