PENDAHULUAN
I.I Konteks penelitian
Kebijakan
wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun di indonesia selain merupakan amant yang
tersirat dalam pembukaaan batang tubuh UUD 95 juga tidak lain sebagai upaya
untuk memperhatikan dan menciptakan
karakter dan perkembangan jiwa anak menjadi berkualitas.
Salah satu
tujuan yang ingin dicapai ialah seperti dalam pembukaan UUD 1945 adalah
"mencerdaskan kehidupan bangsa". selanjutnya ketentuan tersebut
ditegasksn lagi pada pasal 31 ayat (1) yang menyebutkan bahwa tiap-tiap negara
berhak dapat pengajaran.
Upaya
mencerdaskan kehudipan bangsa yang diamanatkan UUD 1945 seperti yang disebutkan
diatas hanya akan tercapai melalui pembangunan nasional. khususnya dalam
pendidikan. karena pendidikan menduduki strata tertinggi dalam pembangunan
nasional dan memiliki peramempunyai penguasaan ilmun yang vital.
Peningkatan
terhadap kualitas simberdaya manusia menunjukkan bahwa indonesia sebagai negara
yang berkembang mempunyai komitmen yang kuat untuk mencapai keunggulan dan
penguasaan ilmu seperti halnya bangsa-bangsa lainnya. Sumberdaya manusia yang mempunyai penguasaan ilmu dan
mempunyai karakter yang bagus menjadi
salah satu faktor penentu keunggulan tersebut.
Peningkatan
kualitas sumberdaya manusia akan terasa lebih penting pada masa sekarang
mengingat makin besarnya tantanga dan kecenderungan yang akan dihadapi oleh
bangsa indonesia. Tantangan terbesar yaitu
pembentukan karakter pada remaja.
Pada hakikatnya
pendidikan merupakan uopaya pengembangan dan peningkatan kualitas karakater
anak yang baik. Pengembangan dan peningkatan kualitas karakter anak didik
sekarang ini sangat mendesak untuk segera dilaksanakan karena kemajuan bangsa
ini ditentukan oleh baik buruknya karakter remaja.
Pendidikan
merupakan suatu cara untuk
mengembangkan ketrampilan, kebiasaandan sikap-sikap yang diharapkan dapat
membuat seseorang menjadi warganegara yang baik dan memiki moral dan norma yang
baik. Pada umumnya pendidikan itu merupakan suatu hal yang wajib dilakukan oleh
setiap insan. Bahkan orang lama mengatakan bahwasannya tuntutlah ilmu walaupun
kenegerei cina.
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Pendidikan
biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan
oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca dan mengaji kepada bayi
dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
Bagi
sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada
pendidikan formal Seperti kata mark twain "Saya tidak pernah membiarkan
sekolah mengganggu pendidikan saya."Anggota keluarga mempunyai peran
pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari
mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.
Pendidikan yang paling penting adalah pendidikan norma dan moral agama
khususnya agama islam. Pendidikan agama islam sngat berpengaruh terhadap
kepeibadian anak untuk menjadi seorang remaja yang sempurna.
Pendidikan agama yaitu mrliputi
beberapa hal dan ketentuan yang harus diketahuan oleh seoarang anak untuk
mendampingi hidupnya. Pendidikan agama islam hrus diajarkan kepada anak pada
usia dini. Agar tertanam kepada jiwa anak kpribadian yang baik.
Hal utama
dalam pendidikan agama yaitu ajaran tentang shalat, sunnah-sunnah rasul, dan
akhlakul karimah. Maka dari it kami akan mengadakan penelitian atau observasi
terhadap sebuah lembaga sekolah di MI zainul irsyad khususnya kepada kelas III yang memiliki
materi tersebut. Tentang bagaimna pengaruhnya terhadap kepribaian karakter anak
remaja di desa jorongan. Dan kami mengambil judul “ Pengaruh pendidikan
agama islam terhadap kepribadian siswa kelas III madrasah ibtidaiyah (MI) zainul
irsyad jorongan leces probolinggo”.
I.II FOKUS MASALAH
I.II.I Fokus masalah Umum
Bagaimanakah pendidikan agama islam terhadap kepribadian
siswa kelas III madrasah
ibtidaiyah zainul irsyad jorongan leces probolinggo ?
I.II.II Fokus masalah khusus
·
Bagaimana
penerapan agama meliputi (a) shalat lima waktu (b) sunnah-sunnah rasul (c) akhlak siswa kelas III madrasah
ibtidaiyah (MI) zainul irsyad jorongan leces probolinggo ?
·
Bagaimana
perilaku siswa kelas III madrasah ibtidaiyah zainul irsyad jorongan leces probolinggo ?
· Bagaimana pengaruh pendidikan agama
islam terhadap kepribadian siswa kelas III madrasah ibtidaiyah zainul irsyad
jorongan leces probolinggo ?
I.III TUJUAN PENELITIAN
I.III.I Tujuan penelitian
umum
untuk memperoleh deskripsi objektif tentang pengaruh
pendidikan agama islam terhadap kepribadian siswa kelas III madrasah ibtidaiyah
zainul irsyad jorongan leces probolinggo ?
I.III.II Tujuan penelitian khusus
·
untuk memperoleh deskripsi objektif tentang penerapan agama meliputi
(a) shalat lima waktu (b) sunnah-sunnah rasul (c) akhlak siswa
kelas III madrasah ibtidaiyah (MI) zainul irsyad jorongan leces probolinggo ?
·
Untuk memperoleh deskripsi objektif tentang perilaku
siswa kelas III madrasah ibtidaiyah zainul irsyad
jorongan leces probolinggo ?
·
Untuk memperoleh deskripsi objektif pengaruh pendidikan
agama islam terhadap kepribadian siswa
kelas III madrasah ibtidaiyah zainul irsyad jorongan leces probolinggo ?
I.IV
Manfaat Penelitian
I.IV.I manfaat penelitian secara teoritis
Sebagai
wahana latihan pengembangan kemampuan dalam bidang penulisan karya ilmiah dan
penerapan teori yang penulis dapatkan di bangku kuliah.
I.IV.II manfaat penelitian
praktis
◦ bagi penelitian
Peneliti yang sekaligus sebagai calon pendidik dapat memperbaiki proses
pembelajaran tentang pendidikan agama yang ada di MI zainul irsyad sehingga pembelajaran lebih optimal dan
lebih menyenangkan.
◦ Bagi siswa
Proses pembelajaran yang berjalan secara optimal dan
menyenangkan bagi siswa, akan menimbulkan minat siswa terhadap proses
pembelajaran agama khususnya bab tentang shalat akan meningkat prestasi belajar
dan siswa akan lebih memahami tentang penddidikan agama.
◦ Bagi rekan guru
Hasil
penelitian ini dapat dijadikan model untukdimanfaatkan dalam proses pembelajaran agama khususnya tenteng
shalat dan moral peserta didik.
I.V
Definisi Operasional
BAB II
PEMBAHASAN
II.I
Pengertian pendidikan agama
Sebelum membahas pengertian
pendidikan Agama Islam, penulis akan
terlebih
dahulu mengemukakan arti pendidikan pada umumnya. Istilah pendidikan
berasal
dari kata didik dengan memberinya awalan "pe" dan akhiran "kan"
mengandung
arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). Istilah pendidikan ini semula
berasal
dari bahasa Yunani, yaitu paedagogie, yang berarti bimbingan yang diberikan
kepada
anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan
education
yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini
sering
diterjemahkan dengan tarbiyah, yang berarti pendidikan. 1Ahmad D.
Marimba
mengatakan
bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan yang dilakukan
secara
sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik
menuju
terbentuknya kepribadian yang utama.
Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara
pendidikan yaitu tuntunan di dalam
hidup
tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun
kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan
sebagai
anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagian yang
setinggi-tingginya.
Dari semua definisi itu dapat
disimpulkan bahwa pendidikan adalah sebuah
kegiatan
yang dilakukan dengan sengaja dan terencana yang dilaksanakan oleh orang
dewasa
yang memiliki ilmu dan keterampilan kepada anak didik, demi terciptanya
insan
kamil.
Pendidikan yang dimaksud dalam
pembahasan ini adalah pendidikan agama
Islam.
Adapun kata Islam dalam istilah pendidikan Islam menunjukkan sikap
pendidikan
tertentu yaitu pendidikan yang memiliki warna-warna Islam. Untuk
memperoleh
gambaran yang mengenai pendidikan agama Islam, berikut ini beberapa
defenisi
mengenai pendidikan Agama Islam.
Menurut hasil seminar pendidikan
agama Islam se Indonesia tanggal 7-11 Mei
1960
di Cipayung Bogor menyatakan: Pendidikan agama Islam adalah bimbingan
terhadap
pertrumbuhan jasmani dan rohani menurut ajaran Islam dengan hikmah
mengarahkan,
mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua
ajaran
Islam.
Sedangkan menurut Ahmad Marimba,
pendidikan Agama Islam adalah
bimbingan
jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju
kepada
terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. 5
Sedangkan
menurut Zakiah Daradjat, pendidikan Agama Islam adalah:
pendidikan
dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan
asuhan
terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat
memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah
diyakininya
secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itui sebagai
suatu
pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di
akhirat
kelak.
Dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa pendidikan Agama
Islam
adalah suatu proses bimbingan jasmani dan rohani yang berlandaskan ajaran
Islam
dan dilakukan dengan kesadaran untuk mengembangkan potensi anak menuju
perkembangan
yang maksimal, sehingga terbentuk kepribadian yang memiliki nilainilai
Islam.
II.II Pengertian shalat
Secara etimologi
shalat berarti do’a
secara
terminology/istilah, para ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki.
Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada
Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan (Sidi Gazalba,88).
Adapun
secara hakikinya ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang
mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya
dan kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “mendahirkan hajat dan keperluan kita
kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua
– duanya” (HasbiAsy-Syidiqi,59).
Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya merupakan amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’ (Imam Bashari Assayuthi 30).
Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya merupakan amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’ (Imam Bashari Assayuthi 30).
Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah merupakan ibadah
kepada Tuhan, berupa perkataan denga perbuatan yang diawali dengan takbir dan
diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara”.
Juga shalat merupakan penyerahan diri (lahir dan bathin) kepada Allah dalam
rangka ibadah dan memohon ridho-Nya.
S
|
halat berasal dari bahasa Arab: As-Shalah.
|
Shalat
dibagi menjadi 2 yaitu shalat fardhu (shalat yang apabila kita mengerjakannya
mendapat pahala dan apabila meninggalkannya akan berdosa), dan shalat sunnah
(shalat yang apabila kita mengerjakannya akan mendapat pahala dan apabila
meninggalkannya akan tidak apa-apa).
A
|
. Shalat fardhu (shalat lima waktu)
Hukum sholat fardhu lima kali sehari adalah
wajib bagi semua orang yang telah dewasa atau akil baligh serta normal tidak
gila. Tujuan shalat adalah untuk mencegah perbuatan keji dan munkar.
Untuk
melakukan shalat ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dulu, yaitu:
1.
Beragama Islam
2.
Memiliki akal yang waras alias tidak gila atau
autis.
3.
Berusia cukup dewasa
4.
Telah sampai dakwah islam kepadanya
5.
Bersih dan suci dari najis, haid, nifas, dan
lain sebagainya
6.
Sadar atau tidak sedang tidur
Syarat
sah pelaksanaan sholat adalah sebagai berikut ini:
1. Masuk waktu sholat2. Menghadap ke kiblat
3. Suci dari najis baik hadas kecil maupun besar
4. Menutup aurat
3. Suci dari najis baik hadas kecil maupun besar
4. Menutup aurat
C. Rukun
Shalat
Dalam
sholat ada rukun-rukun yang harus kita jalankan, yakni :
1. Niat
1. Niat
Niat berarti menyengaja untuk sholat,
menghambakan diri kepada Allah Ta’ala semata, serta menguatkannya dalam
hati.Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Semua amal tergantung pada
niatnya dan setiap orang akan mendapat (balasan) sesuai dengan niatnya.”
(HR. Bukhari, Muslim dan lain-lain. Baca Al Irwa’, hadits no. 22).
(HR. Bukhari, Muslim dan lain-lain. Baca Al Irwa’, hadits no. 22).
2.
Posisis berdiri bagi yang mampu
posisi berdiri bagi yang mampu adalah
shalat dilakukan dengan berdidri bagi yang mampu, apbabila kita sakit kiata
biza mengerjalkan shalat dengan cara duduk bahkan bisa dengan cara terbaring.
3. Takbiratul ihram
3. Takbiratul ihram
Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam selalu memulai sholatnya (dilakukan hanya sekali ketika hendak
memulai suatu sholat) dengan takbiratul ihrom yakni mengucapkan Allahu Akbar () di awal sholat dan beliau pun pernah
memerintahkan seperti itu kepada orang yang sholatnya salah. Beliau bersabda
kepada orang itu:“Sesungguhnya sholat seseorang tidak sempurna sebelum dia
berwudhu’ dan melakukan wudhu’ sesuai ketentuannya, kemudian ia mengucapkan
Allahu Akbar.”(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Thabrani dengan sanad shahih).
4. Membaca surat al-fatihah
Membaca Al-Fatihah
merupakan salah satu dari sekian banyak rukun sholat, jadi kalau dalam sholat
tidak membaca Al-Fatihah maka tidak sah sholatnya berdasarkan perkataan Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang artinya):“Tidak dianggap sholat (tidak sah
sholatnya) bagi yang tidak membaca Al-Fatihah”
5. Ruku / rukuk yang tumakninah
5. Ruku / rukuk yang tumakninah
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah selesai membaca surat dari Al-Qur-an
kemudian berhenti sejenak, terus mengangkat kedua tangannya sambil bertakbir
seperti ketika takbiratul ihrom (setentang bahu atau daun telinga) kemudian rukuk
(merundukkan badan kedepan dipatahkan pada pinggang, dengan punggung dan kepala
lurus sejajar lantai).
Do’a yang dibaca
oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ada beberapa macam, semuanya pernah
dibaca oleh beliau jadi kadang membaca ini kadang yang lain.
1. SUBHAANA
RABBIYAL ‘ADHZIM 3 kali atau lebih (Berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al
Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan lain-lain).
Yang artinya:
“Maha Suci Rabbku,
lagi Maha Agung.”
2. SUBHAANA
RABBIYAL ‘ADHZIMI WA BIHAMDIH 3 kali (Berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al
Imam Ahmad, Abu Dawud, Ad-Daroquthni dan Al-Baihaqi).
Yang artinya:
“Maha Suci Rabbku
lagi Maha Agung dan segenap pujian bagi-Nya.”
6. I'tidal yang tuma'ninah
Setelah ruku’
dengan sempurna dan selesai membaca do’a, maka kemudian bangkit dari ruku’
(i’tidal). Waktu bangkit tersebut membaca (SAMI’ALLAAHU LIMAN HAMIDAH) disertai dengan
mengangkat kedua tangan sebagaimana waktu takbiratul ihrom.
7. Sujud yang tumaninah
7. Sujud yang tumaninah
Sujud dilakukan
setelah i’tidal thuma-ninah dan jawab tasmi’
Bacaan Sujud
Rasulullah membaca
SUBHAANA RABBIYAL
A’LAA 3 kali
(berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad dll)
(berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad dll)
atau kadang-kadang
membaca
SUBHAANA RABBIYAL
A’LAA WA BIHAMDIH, 3 kali
(berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud dll)
(berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud dll)
8. Duduk
di antara dua sujud yang tuma'ninah
Duduk ini
dilakukan antara sujud yang pertama dan sujud yang kedua, pada roka’at pertama
sampai terakhir. Ada dua macam tipe duduk antara dua sujud, duduk iftirasy
(duduk dengan meletakkan pantat pada telapak kaki kiri dan kaki kanan
ditegakkan)
9. Sujud kedua yang tuma'ninah
Sujud kedua dilakukan setelah duduk
diantara dua sujut thuma-ninah dan jawab tasmi’
10. Tasyahud
10. Tasyahud
tasyawud
ada 2 yaitu tasyawud awal dan tasyawud akhir. Duduk tasyahhud
awwal terdapat hanya pada sholat yang jumlah roka’atnya lebih dari dua (2),
pada sholat wajib dilakukan pada roka’at yang ke-2. Sedang duduk tasyahhud
akhir dilakukan pada roka’at yang terakhir. Masing-masing dilakukan setelah
sujud yang kedua.
11. Membaca salawat Nabi Muhammad SAW
Do’a shalawat ini
ada beberapa versi, untuk hendaklah dipilih yang kuat dan lafadhznya belum
ditambah-tambah. Salah satu contoh riwayat yang baik adalah sebagai berikut:
Berkata Abdullah :
“Kami apabila shalat di belakang nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keselamatan
atas jibril dan mikail keselamatan atas si fulan dan si fulan maka rasulullah
berpaling kepada kami. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata :
sesungguhnya Allah itu As-salam maka apabila shalat hendaklah kalian itu mengucapkan:
artinya: segala
kehormaatan, shalawat dann kebaikan kepunyaan Allah, semoga keselamatan
terlimpah atasmu wahai Nabi dan juga rahmat Allah dan barakah-Nya. Kiranya
keselamatan tetap atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang shalih; -karena
sesungguhnya apabila kalian mengucapkan sudah mengenai semua hamba Allah yang
shalih di langit dan di bumi- Aku bersaksi bersaksi bahwa tidak ada ilah yang
haq selain Allah dan aku bersaksi bahwasanya Muhammmad itu hamba daan
utusan-Nya.
12.
Salam ke kanan lalu ke kiri
Salam sebagai
tanda berakhirnya gerakan sholat, dilakukan dalam posisi duduk tasyahhud akhir
setelah membaca do’a minta perlindungan dari 4 fitnah atau tambahan do’a
lainnya. “Kunci sholat adalah bersuci, pembukanya takbir dan penutupnya (yaitu
sholat) adalah mengucapkan salam.” (Hadits dikeluarkan dan disahkan oleh Al
Imam Al-Hakim dan Adz-Dzahabi) Caranya
Dengan menolehkan wajah ke kanan seraya mengucapkan do’a salam kemudian ke kiri.
Dengan menolehkan wajah ke kanan seraya mengucapkan do’a salam kemudian ke kiri.
B. manfaat dan faidah dari shalat
a. Shalat Merupakan Syarat Menjadi Takwa
Taqwa merupakan hal yang penting dalam Islam karena dapat menentukan amal / tingkah laku manusia, orang – orang yang betul – betul taqwa tidak mungkin melaksanakan perbuatan keji dan munkar, dan sebaliknya
Salah satu persyaratan orang – orang yang betul betul taqwa ialah diantaranya mendirikan shalat sebagimana firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah
b. Shalat Merupakan Benteng Kemaksiatan
Shalat merupakan benteng kemaksiatan artinya bahwa shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Semakin baik mutu shalat seseorang maka semakin efektiflah benteng kemampuan untuk memelihara dirinya dari perbuatan makasiat
Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar apabila dilaksanakan dengan khusu tidak akan ditemukan mereka yang melakukan shalat dengan khusu berbuat zina. Maksiat, merampok dan sebagainya. Merampok dan sebagainya tetapi sebaliknya kalau ada yang melakukan shalat tetapi tetap berbuat maksiat, tentu kekhusuan shalatnya perlu dipertanyakan. Hal ini diterangkan dalam Al-Qur'an surat Al-Ankabut: 45
c. Shalat Mendidik Perbuatan Baik Dan Jujur
Dengan mendirikan shalat, maka banyak hal yang didapat, shalat akan mendidik perbuatan baik apabila dilaksanakan dengan khusus. Banyak yang celaka bagi orang – orang yang shalat yaitu mereka yang lalai shalat
selain mendidik perbuatan baik juga dapat mendidik perbuatan jujur dan tertib. Mereka yang mendirikan tidak mungkin meninggalkan syarat dan rukunnya, karena apabila salah satu syarat dan rukunnya tidak dipenuhi maka shlatnya tidak sah (batal)
d. Shalat Akan membangun etos kerja
Sebagaimana keterangan – keterangan di atas bahwa pada intinya shalat merupakan penentu apakah orang – orang itu baik atau buruk, baik dalam perbuatan sehari – hari maupun ditempat mereka bekerja
Apabila mendirikan shalat dengan khusu maka hal ini akan mempengaruhi terhadap etos kerja mereka tidak akan melakukan korupsi atau tidak jujur dalam melaksanakan tugas
Taqwa merupakan hal yang penting dalam Islam karena dapat menentukan amal / tingkah laku manusia, orang – orang yang betul – betul taqwa tidak mungkin melaksanakan perbuatan keji dan munkar, dan sebaliknya
Salah satu persyaratan orang – orang yang betul betul taqwa ialah diantaranya mendirikan shalat sebagimana firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah
b. Shalat Merupakan Benteng Kemaksiatan
Shalat merupakan benteng kemaksiatan artinya bahwa shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Semakin baik mutu shalat seseorang maka semakin efektiflah benteng kemampuan untuk memelihara dirinya dari perbuatan makasiat
Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar apabila dilaksanakan dengan khusu tidak akan ditemukan mereka yang melakukan shalat dengan khusu berbuat zina. Maksiat, merampok dan sebagainya. Merampok dan sebagainya tetapi sebaliknya kalau ada yang melakukan shalat tetapi tetap berbuat maksiat, tentu kekhusuan shalatnya perlu dipertanyakan. Hal ini diterangkan dalam Al-Qur'an surat Al-Ankabut: 45
c. Shalat Mendidik Perbuatan Baik Dan Jujur
Dengan mendirikan shalat, maka banyak hal yang didapat, shalat akan mendidik perbuatan baik apabila dilaksanakan dengan khusus. Banyak yang celaka bagi orang – orang yang shalat yaitu mereka yang lalai shalat
selain mendidik perbuatan baik juga dapat mendidik perbuatan jujur dan tertib. Mereka yang mendirikan tidak mungkin meninggalkan syarat dan rukunnya, karena apabila salah satu syarat dan rukunnya tidak dipenuhi maka shlatnya tidak sah (batal)
d. Shalat Akan membangun etos kerja
Sebagaimana keterangan – keterangan di atas bahwa pada intinya shalat merupakan penentu apakah orang – orang itu baik atau buruk, baik dalam perbuatan sehari – hari maupun ditempat mereka bekerja
Apabila mendirikan shalat dengan khusu maka hal ini akan mempengaruhi terhadap etos kerja mereka tidak akan melakukan korupsi atau tidak jujur dalam melaksanakan tugas
II.III
sunnaah-sunnah rasul
tujuh sunnah tersebut sudah kita
kenal sebelumnya yaitu:
1. SHOLAT TAHAJUD
QS Al
Isr’a (17:79) Dan dari sebagian malam hendaklah engkau bangun (tahajud),
sebagai amalan tambahan untukmu. Semoga Tuhanmu mengangkat (derajatmu) ke
tempat yg terpuji.
Shalat
yang paling Utama setelah shalat 5 waktu adalah Qiyamul Lail (HR Muslim).
Hadist
Qudsi dari Ibnu Arabi: Ketika Allah turun ke langit dunia pada 1/3 malam,
Allah SWT bersabda: “Sungguh berdusta orang yang menyatakan mencintaiKu,
sementara ia tidur lelap dan lalai kepadaKu. Bukankah setiap kekasih ingin
berkhalawat dengan kekasihnya? Akulah yang mendatangi kekasihKu dikelopak mata
mereka. Mereka berbicara denganKu dalam musyahadah, dan bercakap-cakap
denganKu dengan khusyuk. Di hari kemudian, Aku tetapkan mereka pada
surga-surgaKu”
2.
Tadabur Al Qur’an
Al
Qur’an adalah kitabullah yang berisi sejarah umat sebelum kamu, berita umat
sesudahmu, kitab yang memutuskan urusan-urusan diantara kamu, yg nilainya
bersifat pasti dan absolut. Siapa saja orang durhaka yg meninggalkannya pasti
Allah akan memusuhinya. Siapa yg mencari petunjuk selain al Qur’an, pasti akan
tersesat. Al Qur’an adalah tali Allah yg sangat kuat, peringatan yg bijaksana
dan jalan yg lurus (HR Tirmidzi). Bahkan kalau bisa sambil menangis,
sebagaimana wahyu Allah dalam QS Maryam 19:58: Dan apabila dibacakan ayat-ayat
Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, mereka menyungkur, bersujud dan
menangis.
”rumah
yg di dalamnya dibacakan al Qur’an akan terlihat penduduk langit sebagaimana
penduduk bumi melihat gemerlap bintang-gemintang di langit (HR Baihaqi)
Sedangkan
bagi orang yg malas membaca al Qur’an, Nabi SAW memperingatkan: ”Sungguh,orang
yg dalam hatinya tidak terdapat sesuatu pun dari al Qur’an, bagaikan rumah
syaitan yg menyeramkan (HR Tirmidzi).
3.
Shalat Berjamaah di Mesjid (terutama Subuh dan Isya)
Sungguh,
shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan Subuh.
Sekiranya mereka mengetahui apa yg terkandung di dalamnya, mereka pasti
mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak (HR Bukhari-Muslim)
Kemudian
naiklah para Malaikat yg menyertaimu pada malam harinya, lalu Rabb mereka yg
sebenarnya Maha Tahu bertanya kepada mereka, Bagaimana hamba-hambaKu ketika
kalian tinggalkan?” Mereka menjawab,”Kami tinggalkan mereka dalam keadaan
sholat dan kami jumpai mereka dalam keadaan sholat juga” (HR
Bukhari).
Dua
rakaat sebelum (qabliyah) subuh lebih baik dari dunia dan seisinya (HR
Muslim)
Shalat
subuh menjadi penerang pada hari kiamat, sebagaimana sabda Nabi SAW, ”Berilah
kabar gembira bagi orang-orang yg berjalan dikegelapan menuju Mesjid untuk
mengerjakan sholat subuh, dengan cahaya yg terang benderang” (HR Abu
Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
4.
Shalat Dhuha
Nabi
mencontohkan bilangan rakaat sholat dhuha 2 s.d 12 rakaat. Sholat dhuha
bukan hanya semata meminta harta, namun merupakan sholatnya orang-orang yang
senantiasa kembali kepada Allah (HR Thabrani).
HR Abu
Ya’la, Nabi menegaskan”Siapa yang berdiri melaksanakan sholat dhuha, maka
diampunilah segala dosanya. Dia kembali bersih dari segala dosa seperti
dilahirkan ibunya.
Keutamaan
jumlah rakaat dalam sholat Dhuha (HR Tabrani & Abu Dawud):
Siapa yg
mengerjakan 2 rakaat, dia tidak akan dicatat dalam kelompok orang-orang yg
lupa, yg mengerjakan 4 rakaat akan Allah catat dalam kelompok ahli ibadah, yg
mengerjakan 6 rakaat maka segala kebutuhannya hari itu dicukupkan Allah, yg
mengerjakan 8 rakaat, maka Allah akan memasukkannya kedalam golongan yg tunduk
dan menghabiskan seluruh waktunya untuk beribadah. Bagi yg mengerjakan sholat
dhuha 12 rakaat, maka Allah akan membangunkannya sebuah istana yg indah di
dalam syurga.
5.
Memperbanyak Sedeqah
QS Ali Imran 3:133-134: Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada syurga yg luasnya seluas langit dan bumi, yg disediakan bagi
orang-orang yg bertaqwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya diwaktu
lapang dan sempit, dan orang-orang yg menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan
orang. Allah menyukai orang-orang yg berbuat baik.
Balasan Allah bagi umat yang gemar bersedekah:
QS al Baqarah 2:261: Perbandingan (balasan atau pahala) bagi orang-orang
yg membelanjakan hartanya di jalan Allah seperti 1 biji yg menumbuhkan 7
cabang, disetiap cabang menjuntai 100 buah, dan Allah akan menggandakan pahala
kepada siapa yg Dia kehendaki, dan Allah itu maha luas (pemberianNya) lagi
sangat mengetahui.
6.
Menjaga Wudhu
Kesucian
lahir ditandai dengan berwudhu yg akan mengantarkan manusia kejenjang kesucian
yg lebih tinggi, dan untuk berkomunikasi dengan Allah secara vertikal, harus
dalam keadaan berwudhu.
Wudhu
merupakan tangga pertama untuk melakukan pengembaraan spiritual menggapai
kenikmatan melalui sholat, zikir, membaca al Qur’an dsb
Kesucian
adalah dasar dalam kehidupan seorang muslim. Allah SWT memuji orang yg suci
lahir dan bathin dlm firmanNya:”Sungguh Allah menyukai orang-orang yang
bertobat dan menyucikan diri (QS Al Baqarah 2:222).
7.
Berzikir setiap Saat
Berzikir
adalah mengingat dan menyebut Asma Allah.
Laki-laki
dan perempuan yang banyak menyebut Allah, maka Allah akan menyediakan ampunan
dan pahala yg besar bagi mereka (QS Al Ahzab 33:35)
Zikir
dapat dilakukan dengan lisan dan dengan hati “ Mereka yg mengingat Allah
diwaktu berdiri, duduk dan berbaring ..... (QS Ali Imran 3:191);
Zikir
menjadikan hati tentram:” yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tentram dengan mengingat Allah, Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah-lah maka hati jadi tentram (QS Ar Ra’d 13:28)
II.IV
akhlak mulia
A.
Ahklak Anak Terhadap Orangtua
Tak ada seorangpun di dunia ini yang
mengingkari jasa kedua orangtua atas anak mereka. Karena kedua orangtua adalah
sebagai lantaran anak lahir ke dunia. Dengan demikian kedua orangtua mempunyai
hak yang amat besar terhadap anak. Sebab mereka telah mendidiknya sewaktu
kecil, bersusah payah demi untuk ketenanngannya, dan tidak tidur diwaktu malam
untuk menjaga kenyamanan tidur anaknya. Ibu telah mengandung dalam
perutnya, ketika itu kita hidup tergantung pada makanan dan kesehatan ibu
selama sembilan bulan. Seperti dalam Al Qur’an dinyatakan :
“ Ibumu telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah” (Q.S. Luqman : 14 )
Kemudian setelah itu, ibu mengasuh dan
menyusui selama dua tahun dengan susah payah dan kesulitan. Begitu pula sang
ayah berusaha mencari nafkah kehidupan dan kekuatanmu ketika masih kanak-kanak,
sampai kamu dewasa dan hidup mandiri. Dia telah berusaha semaksimal mungkin
mendidik, mengarahkan dan membimbingmu padahal kamu ketika itu tidak mempunyai
kemampuan untuk memberikan madhorot ( marabahaya) dan manfaat kepada dirimu
sendiri. Oleh karena itu Alloh memerintahkan kepada anak agar berbakti dan bersyukur
kepada kedua orangtua. Perhatikan firman Alloh :
“ Dan Kami peringatkan kepada manusia (
berbuat baik ) kepada dua orangtua ( ibu bapak ) nya, ibunya telah mengandungya
dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepadaKu dan kepada orangtua ibu bapakmu. Hanya kepadaKulah
kembalimu”. ( Q.S. Luqman : 14 ).
Allah berfirman pula :
“ Dan hendaklah kamu berbuat baik pada
ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya, jika salah seorang diantara keduanya atau
kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu
membentak mereka, ucapkanlah pada mereka perkataan yang mulia, dan rendahkanlah
dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah wahai
Tuhanku kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
di waktu kecil”. ( Q.S. Al Isra’ : 23-24 )
Karena itu, maka kewajiban kita terhadap
kedua orangtua adalah :
·Berbuat baik
kepadanya. Carany berkata yang baik kepada keduanya, menunjukkan sikap yang
baik di depannya, baik memenuhi kebutuhan Fisik maupun Psikisnya.
·Melakukan
perintahnya yang tidak mengandung maksiat kepada Allah dan selama perintah
tidak membahayakan kita.
·Perlahan-lahan
berkata kepada keduanya, tunjukkan wajah berseri-seri .
·Berusaha
membantu ( melayani ) mereka berdua dengan cara yang pantas baginya.
·Janganlah merasa
muak ( bosan ) dan merasa keberatan melayani ketika mereka sudah lanjut usia,
sakit-sakitan dan dalam keadaan lemah fisik. Sebab, Kita juga akan menjadi
orangtua sebagaimana orangtua kita. Bahkan jika Allah menakdirkan kita umur
panjang, maka kita juga akan mengalami lanjut usia kemudian membutuhkan
kebaktian anak-anak kita sebagaimana orangtua sangat mengharapkan kebaktian
kita kepada mereka saat ini.
Maka jika kita sudah melakukan
kebaktian kita kepada orangtua dengan ikhlas, maka bergembiralah kita karena
Allah akan memberi pahala yang banyak dan balasan yang setimpal. Sebab,
barangsiapa yang berbuat baik kepada orangtua maka anakya kelak juga akan
berbuat baik kepadanya. Sebaliknya, barangsiapa yang menyakiti kedua
orangtuanya maka anaknya kelak juga akan durhaka kepadanya. Karena balasan itu
diberikan sesuai dengan jenis perbuatannya seperti kamu menghutangi uang kepada
oranglain, nanti kamu juga akan dilunasi ( dibayar ) sebesar hutangnya.
Bahkan suatu saat Nabi Muhammad mengutamakan berbuat baik kepada orangtua ( ibu
bapak ) dari pada jihad di jalan Allah. Sebagaimana terdapat dalam hadits
riwayat Ibnu Mas’ud , ia beri kata : Ya Rosululloh, perbuatan apakah yang
paling dicintai Allah ? Beliau menjawab : Shalat tepat pada waktunya. Lantas
saya bertanya lagi : kemudian apa lagi ? Beliau menjawab : Berbuat baik kepada
orangtua, keudian saya bertanya lagi : kemudian apa lagi : Beliau menjawab :
Jihad di jalan Allah. (HR. Bukhori dan Muslim .
Hadits ini menunjukkan pentingnya hak
terhadp orangtua yang kebanyakan manusia mengabaikan hal itu. Justru sebaliknya
mereka menjadi durhaka, bahkan memutus ( tidak mengakui ) orangtua mereka.
Kenyataan itu dapat kita saksikan bahwa salah seorang dari mereka yang sama
sekali tidak mengetahui jika ibu dan bapaknya itu mempunyai hak. Bahkan kadang
ia meremehkan, menghina, dan berlaku sombong di hadapan mereka. Dan perlu kita
ingat bahwa orang seperi ini akan mendapa balasan di dunia maupun di akhirat
kelak.
B.
Ahklak Orangtua Terhadap Anak
Sebagai orangtua pun mempunyai kewajiban
terhadap anak-anaknya yaitu memenuhi hak-hak anaknya, diantara yang paling
penting yaitu : pendidikan. Yaitu memupuk ( menanamkan ) pendidikan agama dan
ahlak pada diri mereka, sehingga mereka memperoleh bekal yang besar dari
pendidikan tersebut. Rosulullah bersabda :
“ Kalian semua adalah pemimpin dan nanti
akan diminta pertanggungjawbannya, orang laki-laki (suami) pemimpin ddalam
keluarganya, nanti diminta pertanggungjawaban.” ( H.R. Bukhori dan Muslim).
Anak
adalah amanat di pundak kedua orangtua, mereka kelak akan diminta
pertanggungjawaban pada hari kiamat tentang anak-anak mereka . lantaran
anak-anak diddik dengan pendidikan agama dan ahlak, tentu kedua orang tua akan
keluar dari tanggungjawab kepemimpinan tersebut sekaligus anak-anak itu
menjadi baik yang akhirnya mencintai ibu-bapak.
Namun perlu disayangkan, banyak
orangtua meremehkan (acuh tak acuh) terhadap kewajibannya. Sehingga mereka
membiarkan dan lupa kepada anak-anak mereka, seolah-olah tidak mempunyai
tanggungjawab terhadap anak-anaknya. Mereka tidak pernah mengontrol kemana anak
mereka pergi dan kapan mereka pulang. Mereka juga tidak menanyakan teman akrab
mereka , tidak pernah mengarahkan,membimbing mereka ke jalan kebajikan serta
tidak melarang mereka berbuat kejelekan.
Anehnya, mereka
sangat antusias dalam memelihara dan mengembangkan harta sampai-sampai
semalam suntuk tidak tidur gara-gara menjaga dan menghitung-hitung harta
itu. Mereka kurang menyadari bahwa harta yang dikembangkan itu biasanya
hanyalah untuk kepentingan oranglain, sementara anak samasekali tidak mendapat
perhatian sedikitpun dari harta itu. Ironisnya, banyak orangtua kurang
menyadari bahwa memenuhi kebutuhan dan pendidikan anak lebih utama dan lebih
bermanfaat baik di dunia ataupun di akhirat.
Diantara
ahlak terpuji orangtua terhdap anak adalah dengan memenuhi hak-haknya, yaitu
sepert :
1. Memberi
pendidikan agama dan ahklak,
2. Memberi
nafkah,
3. Mengisi
hati anaknya dengan ilmu dan iman,
4.
Tidak boleh memprioritaskan salahsatu anak dengan yang lain dalam hal
pemberian
5. Memberikan
kasih sayang yang cukup
C.
Ahklak Terhadap Sanak Kerabat
Kerabat seperti saudara, paman, bibi,
anak-anak mereka dan orang-orang yang masih ada hubungan kerabat dengan kita
adalah mempunyai hak kekerabatan yang sesuai dengan dekat dan jauhnya kerabat.
Sebagai manusia yang berahlak, kita harus mengetahui dan mau memberikan hak-hak
mereka sebagai tanggungjawab kita. Maka wajiblah bagi setiap keluarga
dekat untuk menyambung silaturrahmi kerabatnya dengan baik, memberikan sesuatu
yang bermanfaat baik berupa materiil maupun non materiil menurut keperluan yang
dibutuhkan. Tapi semua itu harus sesuai dengan syariat islam,akal pikiran, dan
fitrah suci manusia, tidak boleh menyimpang akan hal itu. Allah berfirman :
“Maka apakah kiranya jika kamu
berkuasa, kamu akan membuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan
kekeluargaan, mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan
telinga mereka dan dibutakan penglihatan mereka”. ( Q.S. Muhammad :22-23 ).
Dan Rasullallah bersabda :
“ Barangsiapa beriman kepada Allah dan
hari akhir maka hendaklah menyambung sanak kerabatnya”. ( H.R. Bukhori dan
Musim).
Akan tetapi kebanyakan manusia
mengabaikan tehadap hak tersebut , bahkan salah seorang diantara mereka ada
yang tidak tau / tidak mengenal kerabat dengan cara menyambung ( silaturrahmi )
atau dengan memberi uang atau harta, memberi jabatan, memberi budi pekerti yang
baik, memberi nasihat jika ada yang melenceng dari agama, dll. Tidak pernah
berkunjung , tidak pernah mempunyai rasa cinta kasih kepada mereka dengan
memberi hadiah, dan juga tidak mau menolak marabahaya dari mereka atau membantu
memenuhi kebutuhan mereka. Yang jelas ia malah menyakiti mereka dengan
perkataan/perbuatan /dengan kedua-duanya sekaligus. Disamping itu malah ia
menyambung kerabat yang jauh nasabnya, sementara kerabat yang dekat diputus.
Itulah ahlak tercela.
Oleh karena itu, hendaklah kita selalu
bersilaturrahmi, sebab jika kita bersilaturrahmi Allah akan menyambung orang
yang menyambung sanak kerabat baik di dunia maupun di akhirat kelak, yaitu
dengan cara Allah akan mencurahkan rahmat ( kasih sayang ) kepadanya,
memudahkan segala urusannya dan akan membuka / menghilangkan segala
kesulitannya. Disamping bersilaturrahmi mengikat hubungan keluarga, menumbuhkan
rasa cinta kasih diantara mereka, menumbuhkan rasa rindu dan saling
tolong-menolong dalam kesusahan dan kesenangan. Faedah-faedah bersilaturrahmi
akan hilang jika hubungan sanak kerabat terputus dan saling berjauhan.
D.
Akhlak Terhadap Tetangga
Tetangga adalah orang-orang yang dekat
rumahnya dengan rumah kita, ia mempunyai hak yang amat besar yang harus kita
penuhi juga. Jika tetangga itu kerabatmu dan beragama islam, maka ia memperoleh
3 hak dari kita, yaitu : hak kerabat, hak tetangga, dan hak sesama muslim.
Raasul bersabda : “ Jibril senangtiasa memerintahkan kepadaku agar aku berbuat
baik dengan tetangga”. ( H.R. Bukhori dan Muslim ).
Hak tetangga terhadap tetangganya adalah
berbuat baik terhadapnya semampunya seperti memberi harta, jabatan dan sesuatu
yang bermanfaat , sebagaimana sabda Rasul : Sebaik-baik tetangga menurut
Allah adalah sebaik-baik mereka terhadap tetangganya. ( HR. Trmidzi ).
Dan juga sabda Rosul : Barangsiaa yang beriman pada Allah dan hari akhir, maka
hendaklah berbuat baik kepada keluarganya”( H.R. Muslim ).
Sedangkan berbuat baik kepada tetangga
antara lain dengan memberikan hadiah pada resepsi undangannya, mencegah untuk
menyakiti baik perkataan maupun dengan perbuatan, dll. Sabab Nabi berssabda :
Demi Allah tidak beriman !. demi Allah tidak beriman !. Kemudian sahabat
bertanya : siapakah gerangan wahai Rasullullah? Kemudian Rasul menjawab : yaitu
mereka yang tetangganya tidak merasa aman(tenang) karena ulah mereka yang tidak
baik (jelek).
Akan tetapi sekarang banyak manusia
tidak memprhatikan hak tetangga itu sebaik-baiknya. Sehingga wajar jika
tetangga mereka tidak measa tenang karena tindakan jelek mereka, akibatnya
terus menerus terjadi permusuhan, perkelahian, dan perlawanan terhadap hak-hak
tetangga tersebut serta mereka tidak segan-segan menyakiti tetangga baik
dengan perkataan maupun dengan perbuatan mereka. Padahal hal ini sangat
bertentangan dengan perintah Allah dan RasulNya serta dapat mengakibatkan
perpecahan.
E.
Akhlak Terhadap Sesama Muslim
Kepada sesama muslim kita juga harus
berahlak baik, diantaranya dengan memenuhi hak-hak sesama muslim yaitu
berdasarkan Hadits riwayat Muslim, yaitu :
1. Apabila
kamu bertemu ucapkanlah salam kepadanya.
2. Apabila
kamu diundang maka datanglah.
3. Apabila
dimintai nasihat maka nasehatilah.
4. Apabila
ia bersin dan memuji Allah, maka doakanlah.
5. Apabila ia sakit, maka jenguklah.
6.
Apabila ia mati, maka antarkanlah
jenazahnya.
3.
Hakikat Anak Didik
a.
Pengertian
Dalam
pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari
seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.sedangkan
dalam arti sempit anak didik adalah anak (pribadi yang belum dewasa) yang di
serahkan kepada tanggung jawab pendidik. Dalam bahasa Indonesia, makna siswa,
murid, pelajar dan peserta didik merupakan sinonim (persamaan), semuanya
bermakna anak yang sedang berguru (belajar dan bersekolah), anak yang swdang
memperoleh pendidikan dasar dari sutu lembaga pendidikan. Jadi dapat dikatakan
bahwa anak didik merupakan semua orang Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu
Pendidikan, Sistematis, (Yogyakarta: FIP IKIP, 1986, hal.120; Ahmad D
Marimba, op.cit, h. 58-59, Suwarno, Pengantar Ilmu Pendidikan,
(Jakarta: Aksara Baru, 1985), hal. 67-68 yang sedang belajar, baik pada lembaga
pendidikan secara formal maupun lembaga pendidikan non formal.
Anak didik adalah subjek utama dalam
pendidikan. Dialah yang belajar setiap saat. Belajar anak didik tidak mesti
harus selalu berinteraksi dengan guru dalam proses interaksi edukatif.
Tokoh-tokoh aliran behaviorisme beranggapan bahwa anak didik yang melakukan
aktivitas belajar seperti membaca buku, mendengarkan penjelasan guru,
mengarahkan pandangan kepada seorang guru yang menjelaskan di depan kelas,
termasuk dalam kategori belajar. Mereka tidak melihat ke dalam fenomena
psikologis anak didik. Aliran ini berpegang pada realitas dengan mata telanjang
dengan mengabaikan proses mental dengan segala perubahannya, sebagai akibat
dari aktivitas belajar tersebut.
Tetapi
aliran kognitivisme mengatakan lain bahwa keberhasilan belajar itu ditentukan
oleh mental dengan masuknya sejumlah kesan yang baru dan pada akhirnya
mempengaruhi perilaku. Berbeda dengan aliran behaviorisme yang hanya melihat
fenomena perilaku saja, aliran kognitivisme jauh melihat ke dalam fenomena
psikologis.
b.
Dasar-Dasar Kebutuhan Anak Untuk Memperoleh Pendidikan
Secara
kodrati, anak memerlukan pendidikan atau bimbingan dari orang dewasa. Dasar
kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang dimiliki oleh
setiap anak yang hidup di dunia ini.
Sebagaimana
di dalam hadist dijelaskan bahwa:
Tiadalah
seseorang yang dilahirkan melainkan menurut fitrahnya, maka akibat kedua orang
tuanyalah yang me-Yahudikannya atau me-Nasranikannya atau me-Majusikannya.
Sebagaimana halnya binatang yang dilahirkan dengan sempurna, apakah kamu lihat
binatang itu tidak berhidung dan bertelinga Kemudian Abi Hurairah
berkata,"Apabila kau mau bacalah lazimilah fitrah Allah yang telah Allah
ciptakan kepada manusia di atas fitrah-Nya. Tiada penggantian terhadap ciptaan
Allah. Itulah agama yang lurus (Islam)." (HR.Muslim)
Prof. DR. H.
Ramayulis mengartikan fitrah dalam arti etimologi berarti alkhilqah, al-ibda',
al-ja'l (penciptaan). Arti ini disamping dipergunakan untuk maksud penciptaan
alam semesta juga pada penciptaan manusia. Dengan makna etimologi ini, maka
hakekat manusia adalah sesuatu yang diciptakan, bukan menciptakan.
Sedangkan
Allah melalui firmanNya menjelaskan bahwa:
Dan Allah mengeluarkan kamu dari
perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS.An-Nahl/16:78)
Dari hadits dan ayat tersebut di
atas dapat disimpulkan bahwa manusia itu untuk dapat menentukan status manusia
sebagaimana mestinya adalah harus mendapatkan pendidikan. Dalam hal ini
keharusan mendapatkan pendidikan itu jika diamati lebih jauh sebenarnya
mengandung aspek-aspek kepentingan yang antara lain dapat dikemukakan sebagai
berikut.
a. Aspek
Paedagogis.
Dalam aspek ini, para ahli didik
memandang manusia sebagai animal educandum: makhluk yang memerlukan pendidikan.
Adapun manusia dengan potensi yang dimilikinya, mereka dapat dididik dan
dikembangkan kearah yang diciptakan, setaraf dengan kemampuan yang dimilikinya.
Islam mengajarkan bahwa anak itu membawa berbagai potensi yang selanjutnya
apabila potensi tersebut dididik dan dikembangkan ia akan menjadi manusia
secara fisik dan mental akan memadai.
b. Aspek
Sosiologi dan Kultural
Menurut ahli
sosiologi pada prisipnya, manusia adalah homosocius, yaitu makhluk yang
berwatak dan berkemampuan dasar atau memiliki garizah (instink) untuk hidup
bermasyarakat. Sebagai makhluk social manusia memiliki rasa tanggung jawab
social yang diperlukan dalam mengembangkan hubungan timbal balik dan saling
pengaruh mempengaruhi antara anggota masyarakat dalam kesatuan hidup mereka.
Dengan demikian manusia dikatakan sebagai makhluk social berate pula manusia
itu adalah makhluk yang berkebudayaan, baik moral maupun material. Di antara
intink manusai adalah adanya kecenderungan mempertahankan segala apa yang
dimilikinya termasuk kebudayaannya. Oleh karena itu maka manusia perlu
melakukan pemindahan dan penyaluran serta pengoperan kebudayaannya kepada
generasi yang akan menggantikannya di kemudian hari.
c. Aspek
Tauhid
Aspek tauhid
ini adalah aspek pandanagan yang mengakui bahwa manusia itu adalah makhluk yang
berketuhanan yang menurut istilah ahli disebut homo divinous (makhluk yang
percaya adanya Tuhan) atau disebut juga homo religios (makhluk yang beragama).
Adapun kemampuan dasar yang menyebabkan manusia menjadi makhluk yang
ebrketuhanan dan beragama adalah karena di dalam jiwa manusia terdapat instink
religios atau garizah Diniyah (instink percaya pada agama). Itulah sebabnya, tanpa
melalui proses pendidikan instink religios atau garizah Diniyah tersebut tidak
akan mungkin dapat berkembang secara wajar. Dengan demikian pendidikan
keagamaan mutlak diperlukan untuk mengembangkan kedua instink tersebut.
Karena
itulah, anak didik memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:
1) Belum memiliki pribadi dewasa
susila, sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik.
2) Masih menyempurnakan aspek
tertentu dari kedewasaannya, sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik.
3) Sebagai manusia memiliki
sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu, menyangkut seperti kebutuhan biologis, rohani, sosial,
intelegensi, emosi, kemampuan bicara, perbedaan individual dan sebagainya.
Dengan demikian anak didik sebagai
manusia yang belum dewasa merasa tergantung kepada pendidiknya, anak didik
merasa ia memiliki kekurangankekurangan tertentu, ia menyadari bahwa
kemampuannya sangat terbatas dibansing dengan kemampuan pendidiknya. Kekurangan
ini membawanya untuk mengadakan interaksi dengan pendidiknya dalam situasi
pendidikan. Dalam situasi pendidikan itu jadi interaksi kedewasaan dan
kebelumdewasaan.
Suatu hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik dalam
membimbing anak didik adalah kebutuhan mereka. Ramayulis sebagaimana mengutip
pendapat al- Qussy membagi kebutuhan manusia dalam dua kebutuhan pokok, yaitu:
a. Kebutuhan
primer, yaitu kebutuhan jasmani seperti makan, minum dan sebagainya
b. Kebutuhan
sekunder yaitu kebutuhan rohaniah.
Selanjutnya ia membagi kebutuhan rohaniah kepada enam macam
yaitu:
1) Kebutuhan
kasih sayang2) Kebutuhan akan rasa aman
3) Kebutuhan
akan rasa harga diri
4) Kebutuhan
akan rasa bebas
5) Kebutuhan
akan sukses
6) Kebutuhan
akan sesuatu kekuatan
Selanjutnya
Law head membagi kebutuhan manusia sebagai berikut:
1) Kebutuhan
jasmani, seperti makan, minum, berbafas, perlindungan, seksual, kesehatan dan
lain-lain
2) Kebutuhan rohani, seperti kasih sayang, rasa aman, penghargaan,
belajar, menghubungkan diri dengan
dunia yang lebih luas, mengaktualisasikan dirinya sendiri dan lain-lain
3) Kebutuhan yang menyangkut jasmani dan rohani, seperti istirahat,
rekreasi, butuh supaya setiap potensi
fisik dapat dikembangkan semaksimal mungkin, butuh agar setiap usaha dapat
sukses
4) Kebutuhan sosial, seperti supaya dapat diterima oleh teman-temannya
secara wajar, supaya dapat diterima oleh
orang lebih tinggi dari dia seperti orang tuanya, guru-gurunya dan pemimpinnya, seperti kebutuhan untuk
memperoleh prestasi dan posisi
5) Kebutuhan yang lebih tinggi sifatnya merupakan tuntutan rohani yang
mendalam yaitu kebutuhan untuk meningkatkan diri yaitu kebutuhan terhadap
agama.
Dari kedua
kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan yang paling esensi adalah
kebutuhan agama. Agama dibutuhkan manusia karena memerlukan orientasi dan objek
pengabdian dalam hidupnya. Oleh karena itu, tidak seorangpun yang tidak
membutuhkan agama.
Faktor anak
didik menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun
2003, BAB V Pasal 12 bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan
berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan
diajarkan oleh pendidik yang seagama. Mencakup pengertian .peserta didik. yaitu anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Anak adalah
makhluk yang masih membawa kemungkinan untuk berkembang, baik jasmani dan
rohani, ia memiliki jasmani yang belum mencapai taraf kematangan baik bentuk,
kekuatan maupun perimbangan bagian-bagiannya. Dalam segi rohaniah anak
mempunyai bakat-bakat yang harus dikembangkan seprti kebutuhan akan ilmu
pengetahuan duniawi dan keagamaan, kebutuhan akan pengertian nilai-nilai
kemasyarakatan, kesusilaan, kasih saying dan lain-lain, maka pendidikan Islam
lah yang harus membimbing, menuntun, serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak
didik dalam berbagai bidang tersebut.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
pengertian pendidikan agama merupakan suatu proses bimbingan jasmani dan rohani yang
berlandaskan ajaran Islam dan dilakukan dengan kesadaran untuk mengembangkan
potensi anak menujuperkembangan yang maksimal, sehingga terbentuk kepribadian
yang memiliki nilainilai
Islam.
2. Pengertian
shalat merupakanSecara etimologi
shalat berarti do’a
secara
terminology/istilah, para ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki.
Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada
Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan
3. pengaruh
pendidikan agama terhadap kepribadian siswa kelas 3 MI zainul irsyad sangat
besar. Karana dengan adanya pendidikan agama maka siswa dapat membedakan antara
mana yang baik dan mana yang buruk. Dan dengan begitu siswa akan dapat menfilter
kudayaan barat yang masuk yang tidak sesuai dengan aturan agama islam.
SARAN
·Bagi lembaga
Diharapkan pembelajaran yang dibahas dalam artikel
ilmiah ini dapat digunakan oleh lembaga dalam pembelajaran agama, khususnya bab
tentang sholat dan akhlak pada kelas 3.
·Bagi siswa
Diharapkan pembelajaran dalam artikel ilmiah ini dapat
membawa pengaruh positif pada siswa pada kelas 3.
·Bagi rekan guru
Diharapkan artikel ilmiah ini
dapat digunakan sebagai referensi bagi guru.
·Bagi peneliti
selanjutnya
Diharapkan peneliti lebih lanjut
untuk mengembangan kemampuan materi yang dibahas menyeluruh dalam artikel ilmiah ini untuk
semua kemampuan agama yang dikembangkan.
·Bagi pembaca
Diharapkan
artikel ini dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan yang berguna untuk
membuka wawasan pembaca. Selain itu, diharapkan pula pembaca dapat menganalisis
sistematika penulisan dalam artikel ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA
supriyoko.
1980. Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tarsito Press.
mulyono,
Ahmad. 28 Februari, 2001. Anggaran
Pendidikan, Agenda yang Terabaikan. Kompas,
hlm. 12.
suroto.
1980. Pengajaran Sholat Lima Waktu. Jember: SPG indusrti
ARTIKEL ILMIAH
PENGARUH
PENDIDIKAN AGAMA TERHADAP SISWA KELAS 3 MI ZAINUL IRSYAD JORONGAN LECES PROBOLINGGO
Dosen Pengampun: Moh Badrih, S.Pd.,
M.Pd
Disusun Oleh:
ABDUL RAHMAN
GHAFIKI(11.442.0005)
RIO BAYU
KUNCORO(11.442.0019)
AGUS
CAHYADI(11.442.0001)
PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCA
MARGA PROBOLINGGO
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar